MENGINGAT BERSAMAMU..
Ingatkah mas saat pertama kali aku mengirimkan pesan singkat
untukmu. Mengundangmu hadir di acara pondok. Aku masih ingat, saat itu kau
masih bersama orang lain, temanku dan aku hanya sebatas pengasuh asrama, asing bagimu.
bagi kita. Saat kau hadir itu, Nampak sekali guratan kebaikan dan ketaatan
dalam dirimu. tapi, aku siapa?
Kau tau? sesaat pagi itu dia mengatakan tak bisa bersambung
denganmu, serasa rasa dalam dada ini dialirkan air es yang sangat menyejukkan. Sembari aku meminta Allah pertemukan saya dengan orang baik dan taat padaMu.
Ingatkah mas saat pertama kali kau kenal dengan Mbak Wid,
entah apa yang telah kau bicarakan bersamanya. Dalam pesan singkat itu beliau
sangat menyampaikan kau ingin bersamaku, kau mengirimkan tanda perkenalan
untukku, bahkan saat hujan lebat dan petang datang ia rela menghampiriku untuk
menyampaikan maksudmu.
Kau tau? aku sangat takut, aku sangat takut jatuh cinta pada
orang yang salah, meskipun aku pernah mengatakan bahwa kau orang yang taat dan
baik. Terkadang aku lebih memilih sendiri tanpa mengenal orang lain, dari pada
aku harus bertemu dengan teman hidup namun hanya sesaat. Aku tau aku salah,
sangat salah… karena perihal hidupku ini hanyalah menyelesaikan permainan dunia
yang telah Allah suguhkan untukku jalani. Aku sangat takut, jika suatu saat aku
bersamamu dan aku harus kehilanganmu, aku tak baik-baik saja.
Baik, aku jalani dulu. Aku bawa tanda perkenalanmu, pulang
dan ku sampaikan bapak ibuku.
Ingatkah mas saat pertama kali kau datang untuk memintaku?
Ibuku sangat Bahagia meskipun kita belum banyak tau tentang dirimu, bapakku
lagi-lagi. Ia sangat Bahagia, hingga ia menangis menelponku dan memberi kabar Bahagia
itu. dan aku, lagi-lagi justru aku dikejar kebingungan dan kegalauan lagi… aku
takut jatuh cinta…
kau tau? sepanjang perjalanan ke kampus, aku menangis
bingung.. dalam perkuliahan aku seperti orang linglung. Baru pernah aku
dicintai sama seseorang yang memang membuatku bingung, setengah mati. akupun
tak tau apa yang sedang aku pikirkan.
Ingatkah mas saat pertama kali datang bertemu dengan pakdhe?
kau sangat pemberani mas. Beliau langsung setuju bahwa aku untuk menerimamu.
Tapi, lagi-lagi aku Kembali bingung…
Ingatkah mas saat pertama kali aku datang menemui keluargamu?
sungguh bapak ibu serasa bapak ibuku sendiri… beliau banyak bercerita
tentangmu, tentang adikmu dan tentang harapan-harapan kita…
Kau tau? adikku yang paling ganteng, secara tiba-tiba ia
menelponku “Mbak terima saja tawaran kebaikan dunia dan akherat itu, insyaAllah
beliau orang sholih dan taat mbak.” dan saat itu pula aku dengan meminta
bimbingan illahi Robbi untuk bersedia denganmu.
Ingatkah mas perasaanmu saat itu? ……………
Ingatkah mas respon bapak ibu saat itu? …………
Dititik ini lah cerita kita akan dimulai…
Ingatkah mas saat perjalanan kita menuju pernikahan? aku
sangaaattt Bahagia. Hingga ada seseorang dari masa lalumu yang mencoba
menghubungiku, entah dari siapa ia tau tentang hubungan kita. Dari situlah aku
sangat takut, benar-benar ketakutan sesuatu yang tak diinginkan akan terjadi.
Ingatkah mas setelah pertemuan kita di pondok itu hingga saat
acara pernikahan kita, kita sama sekali tak berjumpa. tak pernah kita mengobrol
melalui via telepon. Sesuatu yang benar-benar kita jaga dengan harapan kelak
perjalanan kita sampai tujuan benar-benar Allah temani.
Kau tau? saat taka da kabar darimu, aku sangat merindukanmu.
Namun aku gengsi untuk menghubungimu lebih dulu. Tapi aku rindu…
Ingatkah mas saat kita berjumpa pada acara setelah akad. Aku
bahagia, aku malu, aku tak bisa menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu.
Saat duduk bersamamu, saat kau tawarkan es dawet. aku benar-benar malu.
Allahu Rabbi, bimbinglah kami membangun cinta bersamanya
untuk-Mu.