Pages

lokana firda. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah seorang perempuan yang ibu lahirkan pada tanggal 5 Februari. saya sangat menyukai dunia sains dalam kajian kehidupan. hingga akhirnya jatuhlah pilihan hidup saya untuk mengarungi dunia Matematika yang dikomparasikan dengan dunia pendidikan. sehingga dengan buah hasil ilmu yang saya kaji, saya dapat mengaplikasikan sebagai Pendidik Matematika. Untuk Muhammadiyah, Untuk Islam dan Bangsa
y

cursor

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

bunga mawar

RSS
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Merubah Inspirasi menjadi sebuah coretan tangan

INSPIRATOR TERBAIK


Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan. (QS. Al Qashash : 28)

Langit semakin memperlihatkan senjanya, perlahan bulan menampakkan senyum manisnya. Bulan yang selalu ikhlas memberikan sinar pantulannya ke bumi, ditemani oleh lampu jalan nan temaram hingga terlihat bayangan pohon ditanah lapang ini. Merekam jelas gerak gerikku dibawah pohon rindang ini. Menutup kamera yang telah menemani hari-hariku. Nampak diujung jalan seorang kakek yang tertidur di sebelah dagangannya. Beliau berdagang peralatan rumah tangga. Seorang kakek berbaju kemeja putih lusuh, peci berwarna hitam lusuh, badan kurus yang terbalut kulit sawo matang dan sepertinya pagi tadi aku ketemu diujung perempatan jalan. Kakek itu tengah menyeberangi jalan sambil menggendong bakulannya.
“Ya Allah, beliau seorang Bapak yang tangguh, mempertahankan dagangannya yang belum tentu terjual satupun, daripada beliau harus meminta-minta sekalipun hasilnya lebih banyak dari hasil dagangannya.” Komentarku
“Mas, mau es?” timpal suara dari balik punggungku
Sambil berbalik badan “Ohh...terima kasih” jawabku
Ternyata ia seorang gadis yang sepertinya berusia 20 tahunan, tinggi kurus berambut ikal panjang. Rambut ikalnya tersapu angin, menambah keelokan wajah manisnya.
“Mas, kenapa diam? Mas mau membeli dagangannya kah?”tanya sang gadis
“Ohh..ehm..mm..ii..iyya..saya beli sapu tiga ya?” jawabku terbata
“tiga buah sapu banyak sekali, mas?” sahutnya
“ehmm...untuk masjid, ya untuk masjid, masjid diujung sana masjid Nahl” jawaabku
“Masjid Nahl kebetulan takmirnya ayah saya mas, disana peralatannya sudah lengkap mas..”jawabnya
“Oh..ya ambil saja uang itu dek, saya harus pergi sekarang...” pamitku
***
Wajah gadis itu masih terekam di memory. “siapa dia, kenapa tiba-tiba muncul? Siapa namanya?” tanyaku dalam hati. Hingga akhirnya keesokan harinya kususuri kampong itu namun hasilnya nihil. Hingga akhirnya malam itu ku temukan kakek tadi sedang menjadi tukang parkir di sebuah pasar malam. Aku mengenalinya karena baju yang dikenakan masih sama dengan kemarin waktu bertemu. Namun tak nampak gadis itu. Di pasar malam itu banyak sekali pemuda yang mengamen, bermain sulap dan mengemis di setiap bilik dagangan. Disisi lain nampak penjual gorengan, roti, rokok eceran yang ku temui nyaris Bapak-bapak yang berusia lanjut. Semestinya mereka beristirahat dirumah, berkumpul bersama keluarga. Menikmati sissa hidupnya tanpa harus bekerja keras banting tulang untuk mencukupi kesehariannya. Namun waktu malamnya masih ia gunakan untuk menafkahi keluarganya. Sungguh perjuangan hidup yang teramat menakjupkan. Menakjupkan untuk ditauladani oleh pemuda-pemudi bahwasanya hidup ini adalah perjuangan fii sabilillah, orang tua tak selamanya akan mampu memberikan seluruh kebutuhan hidup kita, namun kitalah yang harus bangkit untuk diri kita dan masa depan kita. Kakek itu terlihat sangat letih, nampak garis wajahnya yang memucat dan keringat yang membasahi baju bagian belakangnya.
Pengamatanku masih terfokus pada kakek berbaju putih, inginku mengenalnya lebih dekat namun nampaknya malam ini kakek tersebut nampak tak ada hentinya mengurus parkiran motor dan mobil. “Kek, semoga kerja kerasmu terbayarkan oleh Allah di Surga-Nya kelak..” doaku dalam hati.
***

                Sore ini rasanya sangat bersemangat. “I’m in Prancees right now..”teriakku didalam kamar Hotel. Undangan sebagai moderator wisuda besok pagi di sebuah Universitas ternama di Prancis. Ini adalah kali pertamaku diundang dalam acara yang sangat Spektakuler di luar negeri. Bayangku masih teringat oleh kakek penjual perabot rumah tangga. “Kek, sebenarnya aku ingin mengajakmu pergi ke Negara ini, untuk sekedar jalan dan berfoto” batinku. Hingga akhirnya ku tuliskan sebuah surat untuknya :

Dear : Inspirator kehidupan
Kek,
Ragamu masih kuat, sekuat akar pohon beringin yang usianya sudah berpuluh tahun
Mentalmu tak surut, walau dunia ini mempekat dengan kehidupan modern
Fikiranmu sungguh mulia, untuk tetap mempertahankan perintah Tuhan
Kau tahan sedikit makanan untuk masuk dalam perutmu, untauk mempertahankan nilai akhlak muliamu. Ditengah para pejabat Negara yang korupsi, memakan dana haji, menaikkan harga BBM yang berakibat naiknya seluruh bahan pangan, berkoar-koar dalam ambisiusitas menjadi seorang kepala Negara, berkoar janji-janji pada rakyatnya yang belum tentu akan terlunasi, orang yang berpendidikan tinggi namun tak punya moral dan etika. Semua itu hanya mengedepankan nafsu dunia yang melilit di hati dan pikirannya.
Kek, kau sangat mulia. Kau berusaha mencukupi kebutuhan yang serba kekurangan itu dengan tidak menjadi seorang pengemis jalanan, maupun pengemis rakyat demi mempertahankan kedudukannya di pemerintahan. Keringatmu lebih terhitung dibandingkan dengan mereka yang berkuasa tapi tak menjaga amanah. Semoga Allah mengganjarmu dengan ganjaran Surga-Nya.
***
                Sepatu hitam telah terpasang di kaki, jas warna hitam membuat diri ini terasa sangat gagah, sebagai seorang laki-laki. Mobil jemputan dari University telah siap. Bergegas meluncur menuju acara wisuda kelas Internasional. Mobil melaju cepat, tak lama kemudian sampailah di sebuah gedung yang teramat megah. Nampaknya yang hadir tak hanya dari Prancis saja, tebakan saya dari Indonesia, China, Thailand, Malaysia, Australia, Filiphina, Singapore. Bahasa, cara berpakaian dan style wjah mereka sangat beraneka ragam. Acara ini tak lama kemudian dibuka. Ku pegang microphone dengan tegap, ku buka acara ini dengan menggunakan bahasa Inggris.
                Acara demi acara telah berlangsung, kini tiba saatnya memanggil wisudawan dan wisudawati terbaik. “...and the best women is Lokana Az-Zahra, she came from Indonesia.” Panggilku diiringi suara musik dan tepuk tangan yang sangat meriah. Wisudawati itu berjalan menuju panggung untuk menerima sebuah penghargaan dari University. “...and I will to call her father, he is Mr.Yayay” panggilku kembali, diiringi suara yang tak kalah meriah. Seketika ku lihat ayahnya, hati ini terasa mendesir dan mata ini mulai berkaca-kaca menahan deru haru yang ada di forum ini. “Allahu Akbar..!!!, jadi gadis yang selama ini membayang adalah sosok yang sedang berdiri diatas panggung, ditemani oleh Kakek penjual perabotan rumah tangga keliling, Ayahnya.” Seruku dalam hati. Tak terasa air mata mengalir begitu deras. Gema takbir dalam dada ini enggan berhenti,
Gadis itu mendapatkan beasiswa untuk gelar S-1 nya di Negara Perancis, Sungguh dan sungguh luar biasa. Allah Maha Adil, dibalik kerja kerasnya selama ini tersimpan sebuah keelokan yang sangat luar biasa. Tentu darah ayahnya mengalir dalam tubuh gadis itu, belajar dan kerja keras hingga akhirnya mendapat kuliah gratis diluar negeri. Kakek tak hanya memiliki kekayaan batin untuk menjadikan diri dan keluarganya terbebas dari meminta-minta namun juga memiliki kekayaan lain berupa seorang putri satu-satunya yang sangat luar biasa. :) kab kun khah *_^

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Popular Posts

Ads