Mereka itu diberi pahala dua
kali disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan
sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan.
(QS. Al Qashash : 28)
Langit semakin memperlihatkan senjanya, perlahan bulan
menampakkan senyum manisnya. Bulan yang selalu ikhlas memberikan sinar
pantulannya ke bumi, ditemani oleh lampu jalan nan temaram hingga terlihat
bayangan pohon ditanah lapang ini. Merekam jelas gerak gerikku dibawah pohon
rindang ini. Menutup kamera yang telah menemani hari-hariku. Nampak diujung
jalan seorang kakek yang tertidur di sebelah dagangannya. Beliau berdagang
peralatan rumah tangga. Seorang kakek berbaju kemeja putih lusuh, peci berwarna
hitam lusuh, badan kurus yang terbalut kulit sawo matang dan sepertinya pagi
tadi aku ketemu diujung perempatan jalan. Kakek itu tengah menyeberangi jalan
sambil menggendong bakulannya.
“Ya Allah, beliau seorang Bapak yang tangguh, mempertahankan
dagangannya yang belum tentu terjual satupun, daripada beliau harus
meminta-minta sekalipun hasilnya lebih banyak dari hasil dagangannya.”
Komentarku
“Mas, mau es?” timpal suara dari balik punggungku
Sambil berbalik badan “Ohh...terima kasih” jawabku
Ternyata ia seorang gadis yang sepertinya berusia 20 tahunan, tinggi
kurus berambut ikal panjang. Rambut ikalnya tersapu angin, menambah keelokan
wajah manisnya.
“Mas, kenapa diam? Mas mau membeli dagangannya kah?”tanya sang gadis
“Ohh..ehm..mm..ii..iyya..saya beli sapu tiga ya?” jawabku terbata
“tiga buah sapu banyak sekali, mas?” sahutnya
“ehmm...untuk masjid, ya untuk masjid, masjid diujung sana masjid Nahl”
jawaabku
“Masjid Nahl kebetulan takmirnya ayah saya mas, disana peralatannya
sudah lengkap mas..”jawabnya
“Oh..ya ambil saja uang itu dek, saya harus pergi sekarang...” pamitku
***
Wajah gadis itu masih terekam di memory. “siapa
dia, kenapa tiba-tiba muncul? Siapa namanya?” tanyaku dalam hati. Hingga
akhirnya keesokan harinya kususuri kampong itu namun hasilnya nihil. Hingga
akhirnya malam itu ku temukan kakek tadi sedang menjadi tukang parkir di sebuah
pasar malam. Aku mengenalinya karena baju yang dikenakan masih sama dengan
kemarin waktu bertemu. Namun tak nampak gadis itu. Di pasar malam itu banyak
sekali pemuda yang mengamen, bermain sulap dan mengemis di setiap bilik dagangan.
Disisi lain nampak penjual gorengan, roti, rokok eceran yang ku temui nyaris
Bapak-bapak yang berusia lanjut. Semestinya mereka beristirahat dirumah,
berkumpul bersama keluarga. Menikmati sissa hidupnya tanpa harus bekerja keras
banting tulang untuk mencukupi kesehariannya. Namun waktu malamnya masih ia
gunakan untuk menafkahi keluarganya. Sungguh perjuangan hidup yang teramat
menakjupkan. Menakjupkan untuk ditauladani oleh pemuda-pemudi bahwasanya hidup
ini adalah perjuangan fii sabilillah,
orang tua tak selamanya akan mampu memberikan seluruh kebutuhan hidup kita,
namun kitalah yang harus bangkit untuk diri kita dan masa depan kita. Kakek itu
terlihat sangat letih, nampak garis wajahnya yang memucat dan keringat yang
membasahi baju bagian belakangnya.
Pengamatanku masih terfokus pada kakek berbaju
putih, inginku mengenalnya lebih dekat namun nampaknya malam ini kakek tersebut
nampak tak ada hentinya mengurus parkiran motor dan mobil. “Kek, semoga kerja
kerasmu terbayarkan oleh Allah di Surga-Nya kelak..” doaku dalam hati.
***
Dear : Inspirator kehidupan
Kek,
Ragamu masih kuat, sekuat akar pohon
beringin yang usianya sudah berpuluh tahun
Mentalmu tak surut, walau dunia ini
mempekat dengan kehidupan modern
Fikiranmu sungguh mulia, untuk tetap
mempertahankan perintah Tuhan
Kau tahan sedikit makanan untuk masuk
dalam perutmu, untauk mempertahankan nilai akhlak muliamu. Ditengah para
pejabat Negara yang korupsi, memakan dana haji, menaikkan harga BBM yang
berakibat naiknya seluruh bahan pangan, berkoar-koar dalam ambisiusitas
menjadi seorang kepala Negara, berkoar janji-janji pada rakyatnya yang
belum tentu akan terlunasi, orang yang berpendidikan tinggi namun tak punya
moral dan etika. Semua itu hanya mengedepankan nafsu dunia yang melilit di
hati dan pikirannya.
Kek, kau sangat mulia. Kau berusaha
mencukupi kebutuhan yang serba kekurangan itu dengan tidak menjadi seorang
pengemis jalanan, maupun pengemis rakyat demi mempertahankan kedudukannya
di pemerintahan. Keringatmu lebih terhitung dibandingkan dengan mereka yang
berkuasa tapi tak menjaga amanah. Semoga Allah mengganjarmu dengan ganjaran
Surga-Nya.
***
Sepatu hitam
telah terpasang di kaki, jas warna hitam membuat diri ini terasa sangat gagah,
sebagai seorang laki-laki. Mobil jemputan dari University telah siap. Bergegas meluncur
menuju acara wisuda kelas Internasional. Mobil melaju cepat, tak lama kemudian
sampailah di sebuah gedung yang teramat megah. Nampaknya yang hadir tak hanya
dari Prancis saja, tebakan saya dari Indonesia, China, Thailand, Malaysia,
Australia, Filiphina, Singapore. Bahasa, cara berpakaian dan style wjah mereka
sangat beraneka ragam. Acara ini tak lama kemudian dibuka. Ku pegang microphone
dengan tegap, ku buka acara ini dengan menggunakan bahasa Inggris.
Acara demi acara
telah berlangsung, kini tiba saatnya memanggil wisudawan dan wisudawati
terbaik. “...and the best women is Lokana Az-Zahra, she came from Indonesia.” Panggilku
diiringi suara musik dan tepuk tangan yang sangat meriah. Wisudawati itu
berjalan menuju panggung untuk menerima sebuah penghargaan dari University. “...and
I will to call her father, he is Mr.Yayay” panggilku kembali, diiringi suara
yang tak kalah meriah. Seketika ku lihat ayahnya, hati ini terasa mendesir dan
mata ini mulai berkaca-kaca menahan deru haru yang ada di forum ini. “Allahu
Akbar..!!!, jadi gadis yang selama ini membayang adalah sosok yang sedang
berdiri diatas panggung, ditemani oleh Kakek penjual perabotan rumah tangga
keliling, Ayahnya.” Seruku dalam hati. Tak terasa air mata mengalir begitu
deras. Gema takbir dalam dada ini enggan berhenti,
Gadis itu mendapatkan beasiswa untuk gelar S-1 nya
di Negara Perancis, Sungguh dan sungguh luar biasa. Allah Maha Adil, dibalik
kerja kerasnya selama ini tersimpan sebuah keelokan yang sangat luar biasa. Tentu
darah ayahnya mengalir dalam tubuh gadis itu, belajar dan kerja keras hingga
akhirnya mendapat kuliah gratis diluar negeri. Kakek tak hanya memiliki
kekayaan batin untuk menjadikan diri dan keluarganya terbebas dari
meminta-minta namun juga memiliki kekayaan lain berupa seorang putri
satu-satunya yang sangat luar biasa. :) kab kun khah *_^