Begitu banyak orang-orang menyatakan
dirinya mencintai lawan jenisnya. Ada yang tertahan, ada pula yang
terekspresikan. Menahan entah karena dirinya merasa kurang cukup pantas bagi
orang yang dicintainya maupun memang menahan malu kepada Rabb-nya. Menjadi
laki-laki maupun perempuan ‘langka’ teramat sulit, yaitu seseorang yang
mencintai lawan jenis karena malu, malu karena ia mencintai Allah sebagai Tuhan
semesta alam, kepada Rasulullah dan sahabatnya dan kepada kedua orangtuanya. Namun
bukan berarti cinta yang diberikan kepada lawan jenis menjadi berkurang, justru
cinta ini sangat sempurna. Menyertai teladan-teladan yang menuntun cinta
kejalan yang begitu mulia dihadapan Allah. “Seseorang
yang berani menyatakan cinta kepada seseorang, ia harus berani menikahinya
sebagai bukti bahwa ia benar-benar cinta. Ia berani berkorban dan ia berani
bertanggung jawab.”
Isak tangis malam itu membuat
badan ini merinding hingga dini hari. Tak kuasa ku mendengar. Suara isak itu
seperti meluapkan isi hatinya yang begitu mendalam, tentunya perasaan sedih
atau penyesalan yang membuat dirinya terpukul. Suara isak tersebut berasal dari
luar ruang dinding kamarku. Entah kamar sebelah kanan kiriku atau depan
kamarku. Atau bahkan didepan pintu kamarku. Suara itu semakin jelas dan
terdengar pekat ditelingaku. Inginku keluar kamar untuk memastikan keadaan,
namun seolah selimut ini menahanku untuk beranjak dari tempat tidur.
Suara itu semakin melemah,
sepertinya isi hatinya sudah terluapkan. Kurang lebih tiga jam lamanya ia
menangis sesenggukan. Aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu,
hening seketika ketika takbir dalam sholat Tahajudku. “Allahu akbar..!!”. “Ya Allah sang pemaaf, maafkan semua
kesalahan dan kelalaianku sehingga membuat-Mu murka terhadapku, keluarga dan
kerabatku. Demi Engkau sang pemilik hidup tuntunlah kami dalam skenario kehidupan
yang Kau ciptakan pada kami, sehingga kami terhindar dari fitnah kubur dan
terjaga dari amalan-amalan yang tak Kau Ridhoi. Ya Rabb sang pemilik cinta, Aku
mencintai-Mu, Utusan-Mu dan sahabatnya, Ayah Ibu dan makhluk ciptaan-Mu,
sesungguhnya aku bersandar pada-Mu dalam memilih dan memantapkan pilihanku. Aku
hanya bisa menilai bahwasannya ia orang baik dan selalu berusaha menjadi yang
terbaik. Sholeh/Sholehah adalah hak-Mu ya Allah. Hindarkanku dan
sahabat-sahabatku dari godaan cinta melebihi cinta kepada-Mu.”
***
Terdengar
suara adzan yang sangat merdu dari menara Masjid. Masjid ini terletak tak jauh
tempat kos. Tersentak aku dalam tidur sejenak diatas sajadah usai sholat
Tahajud. “Astaghfirullah, aku tertidur.. >_< “. Usai sholat Subuh, ku
lantunkan ayat-ayat-Nya. tiba-tiba terdengarlah suara pintu diketuk “Tok..tok..tok...Assalamu’alaikum
Dinda.” Terdengar salam dari orang dibalik pintu. Perlahan ku bukakan pintu.
“Wa’alaikumussalam..” jawabku.
Tiba-tiba perempuan berbadan gendut agak tinggi
memelukku erat-erat sambil menangis dan meminta maaf.
“Dinda, seandainya dahulu ku menuruti nasihatmu tentu
aku tak akan mengalami hal seperti ini. Aku sangat menyesal Dinda.” Ani mengadu
sambil menangis terisak.
“Apakah semalam kau yang menangis berjam-jam, Ani?”
tanyaku.
“Iya Dinda, semalam kau mendengar ya?” jawab Ani
“Iya Ani, tapi semalam aku benar-benar tidak tahu,
kau kenapa Ani?” tanyaku
“Frans telah mengkhianati dan meninggalkanku dengan
perempuan lain. Kini aku berbadan gendut, berjerawat. Bahkan ia tak hanya
menyakitiku, tentu keluarga dan kerabatku akan tau dan merasakan pengkhianatan
ini. Aku tak menyangka ia mau menikahi perempuan selain aku. Aku begitu bodoh
telah mempercayainya, mencintainya hingga sekian tahun. aku rasa ia sangat
mencintaiku. Setiap pagi siang dan malam ia selalu menelponku untuk sekedar
menanyakan keadaanku dan cerita pengantarku tidur malam, menemaniku saat
kesepian melalui telepon. Menurutku, cara inilah yang paling efektif untuk
menjaga hubungan jarak jauh antara aku dan dia. bersusah payah ku selesaikan
studi Sarjanaku di Australia ini dan untuk segera kembali ke Indonesia,
menapaki hidup bersamanya hingga akhir hayatku.” Cerita Ani sambil terisak.
Cerita yang dialami Ani
mengingatkanku pada beberapa tahun yang lalu. Aku pernah mengalaminya walaupun
mungkin tak sepedih yang Ani alami. Cerita masa laluku yang sudah terkubur
begitu dalam, jika itu mayat mungkin sudah membusuk, kini tercium lagi baunya
dan seolah merasakan lagi aroma tersebut. Tak terasa air mata ini ikutan
meleleh bersama Ani.
“Dinda, kok bengong?” tanya Ani mengagetkanku
Sambil menutup pintu dan ku lepaskan mukena yang
masih ku kenakan, ku nasehati Ani seperti dulu ku nasehati diriku sendiri,
untuk bangkit dari keterpurukan.
“Ani, Aku pernah merasakan apa yang kamu rasakan
sekarang sekalipun yang ku rasakan tak sepedih yang kau alami. Ani, seseorang
mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri, namun terkadang kita
melampaui batas sehingga kita lalai akan kesucian cinta yang kita miliki bahkan
lalai dengan sang pemilik cinta. Sang pemilik cinta, begitu mencintaimu
sehingga ia merasa cemburu terhadapmu. Hingga akhirnya ia berkehendak untuk
memisahkan kalian. Jika ia sungguh mencintaimu, ia tak akan melakukan itu. Ia akan
menjadikanmu sesuatu itu halal baginya. Ia tak akan begitu lama mengulur-ngulur
waktu hanya untuk berpacaran denganmu. Itu pertanda jelas bahwa ia masih ragu
akan cintanya untukmu. Kecuali ia mengulur waktu karena suatu hal terjadi
padanya maupun padamu. Ada dua tipe laki-laki yang sungguh-sungguh dalam
mencintaimu yaitu meninggalkanmu tanpa melukai perasaanmu atau menikahimu.” Nasehatku
“Pantas saja Dinda, akhir-akhir ini aku merasakan ia
berbeda sikap denganku setelah aku mencemburuinya karena ada seorang perempuan
yang mengirim pesan di facebooknya. Sapaan centil itu membuatku bertanya-tanya dan
meluapkan emosiku huu..huu..huu..” tambah Ani sambil sesenggukan.
“...Atau karena kini aku sudah berubah menjadi
perempuan gendut, berjerawat, ceroboh, pelupa atau ia telah bosan denganku?”
tambah Ani.
“Apakah selama ini kau mempercayainya bahwa ia disana
baik-baik saja?” tanyaku.
Sambil mengusap air mata, Ani menggelengkan kepala.
“Kau begitu mencintainya dan kau tak ingin kehilangannya?”
tanyaku
Masih sambil mengusap pipi merahnya ia mengangguk
mantap.
“Apa alasan dia memutuskanmu?” tanyaku
“Ia mengatakan kini aku tak cantik seperti dulu, membosankan
dan jarang mengangkat telepon.” Jawabnya
“..????.. (sepele amat)?” jawabku dalam hati
Long Distance Relationship yang
biasa dikenal oleh pemuda masa kini sebagai LDR atau hubungan jarak jauh. Banyak
sekali kegagalan cinta terjadi oleh hal semacam ini. Aku rasa bukan karena
masalah komunikasi maupun perbedaan dunia yang sedang mereka rasakan. Namun suatu
bentuk kepercayaan yang dimiliki oleh kedua insan yang saling mencintai. Sejauh
apapun, tak ada komunikasi apapun jika mereka saling percaya dan memiliki misi
yang jelas, hubungan itu akan baik-baik saja. Kecuali Allah swt berkehendak
lain misalnya salah satu pihak membatalkan karena orang tuanya menginginkan
anaknya segera menikah. Sehingga membuat hubungan ini tak akan berlanjut. Sebenarnya
itupun suatu pertanda bahwa orang tua sudah tidak meridhoi dan lebih meridhoi
kepada lain insan. Disinilah insan seharusnya menempatkan cinta bukan sekedar
cinta, namun cinta yang benar-benar pulang kepada sng pemilik-Nya. hingga
akhirnya ia semua keputusan ditangan Allah dan kita rela bahwa semua ini
bukanlah kehendak kita. Bahwa semua ini ada yang lebih berhak memiliki.
***
“Ani, ujian tesismu tinggal hitungan hari. Tak mungkin
kamu terus-terusan dalam keadaan seperti ini. Bersyukurlah Ani, bahwa Allah
telah menunjukkan semua ini padamu. Ia tak layak mendampingimu. Seseorang hadir
dalam hidup kita ada yang sesaat ada pula yang setia setiap saat, ia datang dan
pergi silih berganti meninggalkan kasih yang begitu perih. Namun, mungkin Allah
sengaja mempertemukan kita dengan beberapa orang yang salah hingga akhirnya
bertemu dengan orang yang tepat supaya kita mensyukuri nikmat karunia-Nya
sepanjang masa. Laki-laki pun memiliki rasa dan egoisme, ia tak ingin kau
cemburui terus-terusan hingga ia merasa jenuh. Alasan kau tak cantik lagi
sepertinya itu hanya alasannya saja, menurutku kau masih sangat terlihat
cantik. Perjalananmu masih panjang dank au masih terlalu muda jika kau berputus
asa, semua impianmu akan hancur.” Jelasku
“Begitulah cinta deritanya tiada pernah
berakhir” (Cu patkai dalam film Kera sakti). Itu bukanlah derita namun diri
kita sendiri yang membuatnya sebagai derita dan penderitaan. Jika kita yakin
dan menyandarkan semua ini pada sng pemilik cinta, Allah akan menghadiahkan
cinta itu sebagai anugrah terindah fii
dunya wal akherat. Menapaki hidup untuk perjuangan Islam, berdakwah,
melindungi diri dari godaan serta yang terpenting adalah menyempurnakan separuh
agamanya. Bukan inta yang sekedar ungkapan afeksi, ungkapan perasaan yang tak
terwujud dalam sebuah pertanggung jawaban, yang terkekung dalam nafsu yang
berakibat fatal dan galau berkepanjangan. Hati-hati dengan laki-laki yang
menyatakan cinta padamu (perempuan) belum tentu ia mencintaimu, boleh jadi ia
hanya menginginkanmu untuk sesaat atau lebih bejatnya menuruti hasrat jiwa yang
tak tekendali, naudzubillah. Juga berhati-hatilah dengan perempuan, ia boleh
jadi menjadi seseorang yang teramat manis hanya untuk memperdaya dirimu, supaya
ia terlihat menjadi sosok yang sekedar dianggap ‘penting’ dimata laki-laki,
menjadi ojek kesana kemari, memanfaatkan laki-laki tersebut, Naudzubillah. So,
kembalikan cinta tersebut pada yang Maha Kuasa, Maha pemilik cinta. Relakan ia
jika memang ia harus pergi, seperti kau ikhlas membuang kotoranmu dijamban
#ups.
Semoga bermanfaat :D
Begitu banyak orang-orang menyatakan
dirinya mencintai lawan jenisnya. Ada yang tertahan, ada pula yang
terekspresikan. Menahan entah karena dirinya merasa kurang cukup pantas bagi
orang yang dicintainya maupun memang menahan malu kepada Rabb-nya. Menjadi
laki-laki maupun perempuan ‘langka’ teramat sulit, yaitu seseorang yang
mencintai lawan jenis karena malu, malu karena ia mencintai Allah sebagai Tuhan
semesta alam, kepada Rasulullah dan sahabatnya dan kepada kedua orangtuanya. Namun
bukan berarti cinta yang diberikan kepada lawan jenis menjadi berkurang, justru
cinta ini sangat sempurna. Menyertai teladan-teladan yang menuntun cinta
kejalan yang begitu mulia dihadapan Allah. “Seseorang
yang berani menyatakan cinta kepada seseorang, ia harus berani menikahinya
sebagai bukti bahwa ia benar-benar cinta. Ia berani berkorban dan ia berani
bertanggung jawab.”
Isak tangis malam itu membuat
badan ini merinding hingga dini hari. Tak kuasa ku mendengar. Suara isak itu
seperti meluapkan isi hatinya yang begitu mendalam, tentunya perasaan sedih
atau penyesalan yang membuat dirinya terpukul. Suara isak tersebut berasal dari
luar ruang dinding kamarku. Entah kamar sebelah kanan kiriku atau depan
kamarku. Atau bahkan didepan pintu kamarku. Suara itu semakin jelas dan
terdengar pekat ditelingaku. Inginku keluar kamar untuk memastikan keadaan,
namun seolah selimut ini menahanku untuk beranjak dari tempat tidur.
Suara itu semakin melemah,
sepertinya isi hatinya sudah terluapkan. Kurang lebih tiga jam lamanya ia
menangis sesenggukan. Aku beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu,
hening seketika ketika takbir dalam sholat Tahajudku. “Allahu akbar..!!”. “Ya Allah sang pemaaf, maafkan semua
kesalahan dan kelalaianku sehingga membuat-Mu murka terhadapku, keluarga dan
kerabatku. Demi Engkau sang pemilik hidup tuntunlah kami dalam skenario kehidupan
yang Kau ciptakan pada kami, sehingga kami terhindar dari fitnah kubur dan
terjaga dari amalan-amalan yang tak Kau Ridhoi. Ya Rabb sang pemilik cinta, Aku
mencintai-Mu, Utusan-Mu dan sahabatnya, Ayah Ibu dan makhluk ciptaan-Mu,
sesungguhnya aku bersandar pada-Mu dalam memilih dan memantapkan pilihanku. Aku
hanya bisa menilai bahwasannya ia orang baik dan selalu berusaha menjadi yang
terbaik. Sholeh/Sholehah adalah hak-Mu ya Allah. Hindarkanku dan
sahabat-sahabatku dari godaan cinta melebihi cinta kepada-Mu.”
***
Terdengar
suara adzan yang sangat merdu dari menara Masjid. Masjid ini terletak tak jauh
tempat kos. Tersentak aku dalam tidur sejenak diatas sajadah usai sholat
Tahajud. “Astaghfirullah, aku tertidur.. >_< “. Usai sholat Subuh, ku
lantunkan ayat-ayat-Nya. tiba-tiba terdengarlah suara pintu diketuk “Tok..tok..tok...Assalamu’alaikum
Dinda.” Terdengar salam dari orang dibalik pintu. Perlahan ku bukakan pintu.
“Wa’alaikumussalam..” jawabku.
Tiba-tiba perempuan berbadan gendut agak tinggi
memelukku erat-erat sambil menangis dan meminta maaf.
“Dinda, seandainya dahulu ku menuruti nasihatmu tentu
aku tak akan mengalami hal seperti ini. Aku sangat menyesal Dinda.” Ani mengadu
sambil menangis terisak.
“Apakah semalam kau yang menangis berjam-jam, Ani?”
tanyaku.
“Iya Dinda, semalam kau mendengar ya?” jawab Ani
“Iya Ani, tapi semalam aku benar-benar tidak tahu,
kau kenapa Ani?” tanyaku
“Frans telah mengkhianati dan meninggalkanku dengan
perempuan lain. Kini aku berbadan gendut, berjerawat. Bahkan ia tak hanya
menyakitiku, tentu keluarga dan kerabatku akan tau dan merasakan pengkhianatan
ini. Aku tak menyangka ia mau menikahi perempuan selain aku. Aku begitu bodoh
telah mempercayainya, mencintainya hingga sekian tahun. aku rasa ia sangat
mencintaiku. Setiap pagi siang dan malam ia selalu menelponku untuk sekedar
menanyakan keadaanku dan cerita pengantarku tidur malam, menemaniku saat
kesepian melalui telepon. Menurutku, cara inilah yang paling efektif untuk
menjaga hubungan jarak jauh antara aku dan dia. bersusah payah ku selesaikan
studi Sarjanaku di Australia ini dan untuk segera kembali ke Indonesia,
menapaki hidup bersamanya hingga akhir hayatku.” Cerita Ani sambil terisak.
Cerita yang dialami Ani
mengingatkanku pada beberapa tahun yang lalu. Aku pernah mengalaminya walaupun
mungkin tak sepedih yang Ani alami. Cerita masa laluku yang sudah terkubur
begitu dalam, jika itu mayat mungkin sudah membusuk, kini tercium lagi baunya
dan seolah merasakan lagi aroma tersebut. Tak terasa air mata ini ikutan
meleleh bersama Ani.
“Dinda, kok bengong?” tanya Ani mengagetkanku
Sambil menutup pintu dan ku lepaskan mukena yang
masih ku kenakan, ku nasehati Ani seperti dulu ku nasehati diriku sendiri,
untuk bangkit dari keterpurukan.
“Ani, Aku pernah merasakan apa yang kamu rasakan
sekarang sekalipun yang ku rasakan tak sepedih yang kau alami. Ani, seseorang
mencintai orang lain seperti mencintai dirinya sendiri, namun terkadang kita
melampaui batas sehingga kita lalai akan kesucian cinta yang kita miliki bahkan
lalai dengan sang pemilik cinta. Sang pemilik cinta, begitu mencintaimu
sehingga ia merasa cemburu terhadapmu. Hingga akhirnya ia berkehendak untuk
memisahkan kalian. Jika ia sungguh mencintaimu, ia tak akan melakukan itu. Ia akan
menjadikanmu sesuatu itu halal baginya. Ia tak akan begitu lama mengulur-ngulur
waktu hanya untuk berpacaran denganmu. Itu pertanda jelas bahwa ia masih ragu
akan cintanya untukmu. Kecuali ia mengulur waktu karena suatu hal terjadi
padanya maupun padamu. Ada dua tipe laki-laki yang sungguh-sungguh dalam
mencintaimu yaitu meninggalkanmu tanpa melukai perasaanmu atau menikahimu.” Nasehatku
“Pantas saja Dinda, akhir-akhir ini aku merasakan ia
berbeda sikap denganku setelah aku mencemburuinya karena ada seorang perempuan
yang mengirim pesan di facebooknya. Sapaan centil itu membuatku bertanya-tanya dan
meluapkan emosiku huu..huu..huu..” tambah Ani sambil sesenggukan.
“...Atau karena kini aku sudah berubah menjadi
perempuan gendut, berjerawat, ceroboh, pelupa atau ia telah bosan denganku?”
tambah Ani.
“Apakah selama ini kau mempercayainya bahwa ia disana
baik-baik saja?” tanyaku.
Sambil mengusap air mata, Ani menggelengkan kepala.
“Kau begitu mencintainya dan kau tak ingin kehilangannya?”
tanyaku
Masih sambil mengusap pipi merahnya ia mengangguk
mantap.
“Apa alasan dia memutuskanmu?” tanyaku
“Ia mengatakan kini aku tak cantik seperti dulu, membosankan
dan jarang mengangkat telepon.” Jawabnya
“..????.. (sepele amat)?” jawabku dalam hati
Long Distance Relationship yang
biasa dikenal oleh pemuda masa kini sebagai LDR atau hubungan jarak jauh. Banyak
sekali kegagalan cinta terjadi oleh hal semacam ini. Aku rasa bukan karena
masalah komunikasi maupun perbedaan dunia yang sedang mereka rasakan. Namun suatu
bentuk kepercayaan yang dimiliki oleh kedua insan yang saling mencintai. Sejauh
apapun, tak ada komunikasi apapun jika mereka saling percaya dan memiliki misi
yang jelas, hubungan itu akan baik-baik saja. Kecuali Allah swt berkehendak
lain misalnya salah satu pihak membatalkan karena orang tuanya menginginkan
anaknya segera menikah. Sehingga membuat hubungan ini tak akan berlanjut. Sebenarnya
itupun suatu pertanda bahwa orang tua sudah tidak meridhoi dan lebih meridhoi
kepada lain insan. Disinilah insan seharusnya menempatkan cinta bukan sekedar
cinta, namun cinta yang benar-benar pulang kepada sng pemilik-Nya. hingga
akhirnya ia semua keputusan ditangan Allah dan kita rela bahwa semua ini
bukanlah kehendak kita. Bahwa semua ini ada yang lebih berhak memiliki.
***
“Ani, ujian tesismu tinggal hitungan hari. Tak mungkin
kamu terus-terusan dalam keadaan seperti ini. Bersyukurlah Ani, bahwa Allah
telah menunjukkan semua ini padamu. Ia tak layak mendampingimu. Seseorang hadir
dalam hidup kita ada yang sesaat ada pula yang setia setiap saat, ia datang dan
pergi silih berganti meninggalkan kasih yang begitu perih. Namun, mungkin Allah
sengaja mempertemukan kita dengan beberapa orang yang salah hingga akhirnya
bertemu dengan orang yang tepat supaya kita mensyukuri nikmat karunia-Nya
sepanjang masa. Laki-laki pun memiliki rasa dan egoisme, ia tak ingin kau
cemburui terus-terusan hingga ia merasa jenuh. Alasan kau tak cantik lagi
sepertinya itu hanya alasannya saja, menurutku kau masih sangat terlihat
cantik. Perjalananmu masih panjang dank au masih terlalu muda jika kau berputus
asa, semua impianmu akan hancur.” Jelasku
“Begitulah cinta deritanya tiada pernah
berakhir” (Cu patkai dalam film Kera sakti). Itu bukanlah derita namun diri
kita sendiri yang membuatnya sebagai derita dan penderitaan. Jika kita yakin
dan menyandarkan semua ini pada sng pemilik cinta, Allah akan menghadiahkan
cinta itu sebagai anugrah terindah fii
dunya wal akherat. Menapaki hidup untuk perjuangan Islam, berdakwah,
melindungi diri dari godaan serta yang terpenting adalah menyempurnakan separuh
agamanya. Bukan inta yang sekedar ungkapan afeksi, ungkapan perasaan yang tak
terwujud dalam sebuah pertanggung jawaban, yang terkekung dalam nafsu yang
berakibat fatal dan galau berkepanjangan. Hati-hati dengan laki-laki yang
menyatakan cinta padamu (perempuan) belum tentu ia mencintaimu, boleh jadi ia
hanya menginginkanmu untuk sesaat atau lebih bejatnya menuruti hasrat jiwa yang
tak tekendali, naudzubillah. Juga berhati-hatilah dengan perempuan, ia boleh
jadi menjadi seseorang yang teramat manis hanya untuk memperdaya dirimu, supaya
ia terlihat menjadi sosok yang sekedar dianggap ‘penting’ dimata laki-laki,
menjadi ojek kesana kemari, memanfaatkan laki-laki tersebut, Naudzubillah. So,
kembalikan cinta tersebut pada yang Maha Kuasa, Maha pemilik cinta. Relakan ia
jika memang ia harus pergi, seperti kau ikhlas membuang kotoranmu dijamban
#ups.
Semoga bermanfaat :D
Lokana_sebagai
seorang perempuan setidaknya peduli dan berani
0 komentar:
Posting Komentar