Pages

lokana firda. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah seorang perempuan yang ibu lahirkan pada tanggal 5 Februari. saya sangat menyukai dunia sains dalam kajian kehidupan. hingga akhirnya jatuhlah pilihan hidup saya untuk mengarungi dunia Matematika yang dikomparasikan dengan dunia pendidikan. sehingga dengan buah hasil ilmu yang saya kaji, saya dapat mengaplikasikan sebagai Pendidik Matematika. Untuk Muhammadiyah, Untuk Islam dan Bangsa
y

cursor

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

bunga mawar

RSS
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Merubah Inspirasi menjadi sebuah coretan tangan

Bocah kecil


Pendidikan Tanpa Air mata. Adalah pendidikan yang benar menerapkan budi pekerti tanpa adanya kekerasan antara guru dan siswa. Karena engkau guru maka sepantasnya kau ajarkan dan tauladani sifat baikmu. Ia akan menjadi manusia yang luar biasa yang membuatmu bangga akan anak didikmu..

Adi dan Andi dua bocah kecil yang dididik oleh Allah mejadi bocah yang mandiri. Sejak kejadian tanah longsor yang menimpa desanya, mereka harus kehilangan Ayah dan Ibunya saat kedua orang tuanya sedang panen dikebun dekat tanah yang longsor. Ia hanya memiliki sebuah rumah beserta isinya, sedangkan sawah dan kebun sudah tidak lagi menjadi ladang penghidupanya. tanah tersebut telah bergabung dengan sungai Kapas. Bukan berarti keduanya harus putus sekolah maupun putus asa. Mereka sudah terbiasa hidup ala kadarnya hanya saja mereka butuh waktu lebih untuk mencari uang dan uang demi kelangsungan pendidikannya. Biasanya mareka bercocok tanam disekitar rumahnya, mencari kayu bakar dan menjual makanan kecil.
Pagi itu Adi dan Andi tidak seperti biasanya. Mereka terlambat pergi ke sekolah. Kebetulan pagi ini warung tempat ia menitipkan makanan terlambat buka sekitar 60 menit sehingga Adi harus menunggu sampai warung buka. Sementara Andi harus melayani pembeli tanaman yang pagi itu datang tiba-tiba dengan borongannya. Adi terlambat 50 menit sementara Andi terlambat 70 menit. Mereka berdua masuk ruang Konseling. Bu Ika sebagai guru Konselor juga sebagai tetangga mereka, sangat paham dengan alasan yang dikemukakkan keduanya. "Saya sangat yakin keduanya anak-anak baik, tidak ada salahnya kita memaafkannya." Kometar Bu Ika kepada Kepala Konselor, Pak Andre. "Hmm....baiklah, silakan masuk kelas" Pak Andre mempersilahkan.
***
Sepulang sekolah, Adi dan Andi mendapat pesanan makanan kecil untuk acara seminar esok harinya. jumlah pesanan cukup membuat mereka terkejut, 600 bungkus. Dengan penuh semangat, sore itu mereka berbelanja dan malam hari mereka mengolahnya. Makanan tersebut baru bisa dibungkus esok hari sebab suhu makanan masih panas dan tidak memungkinkan mereka harus begadang semalaman, terlebih mereka harus sekolah. Setelah tiga jam ia tidur, tepat pukul 03.00 pagi mereka bangun dan bersiap membungkus pesanan hingga akhirnya selesai tepat waktu. Mereka segera bersiap kesekolah. Namun, ternyata penjemput pesanan datang tidak tepat waktu, sehingga mereka terlambat sekolah lagi. Kebetulan saat itu diruang konselor hanya ada pak Andre, Bu Ika sedang sakit. 
"Bisa mampus kita Di" bisik Andi, Adi hanya terdiam dan tertunduk. 
"Kalian tak usah menyalahkan orang lain toh dasarnya memang kalian malas belajar disekolah kan, kerjaan kalian kan cari bermalasan, siswa ga punya masa depan!!." sahut Pak Andre. Praaaaakkkkk......!!!!!!!!!!!! suara keras seperti pukulan dengan pecut terdengar hingga halaman sekolah. Seketika itu, siswa yang sedang olah raga di halaman sekolah terkejut dan menghmpiri ruang konselor. Mereka mengitip dari kaca. Baru kali ini Pak Andre terlihat sangat marah. Adi terkulai lemas dan Andi menangis tersedu-sedu. Anak-anak yang lain  segera memapah Adi menuju ruang UKS.

***
Tiga hari telah berlalu, namun Adi tak mau pergi ke sekolah, ia memilih berada di rumah. Sehari-hari ia terlihat murung dan sangat malas. Andi sebagai kakak tidak pernah menyerah untuk memberinya semangat. Dan akhirnya demi perubahan Adi, mereka berdua sepakat pindah sekolah. Namun, rasa sakit hati mereka masih tersimpan pada Pak Andre. 
"Tok..tok..tokk...Assalamualaikum Adi, Andi?" suara dari luar. 
"Seperti suara Bu Ika, Wa'alaikumussalam.."(sambil Andi membuka pintu). 
"Silakan masuk bu, Adi dan Andi mempersilahkan masuk. Dengan wajah yang teduh bu Ika angkat bicara "Adi, Andi Ini Ibu bawakan sedikit makanan untuk kalian. Kedatangan Ibu disini selain bersilaturahmi juga ingin mengabarkan dua hal. Pertama, Ibu sangat menyayangkan kalian pindah sekolah sebenarnya kalian berprestasi dan mampu mengembalikan nama baik sekolah di mata Provinsi. Beberapa penghargaan minggu depan akan dikirim kemari. Pak Andre kini menyesali dan sekarang ia terkena serangan jantung di Rumah Sakit. Kedua, sudah 10 tahun Ibu tidak dikaruniai seorang anakpun, maukah kalian tinggal bersama Ibu dan Suami?"Jelas Bu Ika. Sementara mereka berdua bengong.
"Pak Andre sakit?" tanya Andi
"Ya sudah satu minggu ia di Rumah sakit" jawab bu Ika
"Saya ingin menengok" sahut Andi dengan muka termenung
"Sekalian dengan Ibu, Andi"
"Ya bu. Hmm..soal tawaran ibu untuk tinggal bersama ibu, kami sangat berterima kasih namun kami lebih nyaman dan memilih tinggal disini bu." Jelas Andi
"Baiklah kalau begitu, Ibu tidak akan memaksa. Namun jika sewaktu berubah pikiran, ibu masih mau menerima kalian" jawab Bu Ika ramah

***
Sesampainya dirumah sakit
Melihat Pak Andre berbaring lemas, disebelah kasurya terdapat dua tabung oksigen besar, beberapa helai kabel menempel pada tubuhnya. Ia terkulai lemas tak berdaya. Ia kekurangan darah. Tiba-tiba Adi sedikit berteriak.
"Bapak golongan darah saya sama dengan anda. Tapi jangan harap saya akan menyumbangkan darah ini seperti waktu yang lalu, saya benar-benar mengharamkan untuk anda. Anda telah menyiksa kami berdua tanpa mau tau bahwa tubuh kami penuh dengan luka dan bertambah luka setelah bapak pukul. Jangan harap saya akan berbuat baik dengan Bapak." teriak Adi sambil mengacungkan jari ke arah pak Andre.
"Adi...." Andi pun hanya termenung tak bisa berbuat apa, sepertinya ia pun merasakan seperti yang Adi rasakan.
Hanya air mata yang meleleh dari pipi Pak Andre tanpa terucap kata.
=============================================================
Hapuslah pendidikan dari sifat kekerasan (memarahi, melempar, memukul dan hukuman fisik lainnya) karena boleh jadi apa yang telah kau dilakukan kelak akan lebih pedih kau rasakan. Jangan anggap lemah siswa yang malas dan nakal karena boleh jadi gurulah yang membuatnya malas dan saat itu lah siswa sedang berproses menjadi orang yag hebat pula.Jangan hancurkan impian mereka dengan kata-kata kotor karena jauh dipikiranya terdapat sejuta impian yang mungkin tak pernah kau pikirkan...guru

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sholat di rumah makan

Sulitnya mencari Masjid di Hatyai, akhirnya kami sholat di sebuah Rumah Makan. Waktu itu kami pergi jalan-jalan ke Ice Doome. Setelah capek berkeliling, berdingin-dingin di ruangan yang penuh dengan es dan capek berfoto kami pergi ke Hatyai. Disini kami mengelilingi pusat perbelanjaan di sekitar Mall Lee Garden. Di sekitar Lee Garden-Hatyai, terkenal pula dengan pusat berbelanjaan. Disini banyak menjual produk-produk khas Thailand seperti kaos, baju kain tenun, tas, souvenir, makanan ringan hingga makanan berat, buah-buahan dan lainnya. Harganya lumayan terjangkau. Waktu sudah menunjukkan waktu untuk sholat Dhuhur  yaa sekitar jam 13.00 namun kami masih di Lee Garden.  Setelah berputar ria mencari Mushola aduh parahnya jangankan Mushola untuk sholat, air di kamar mandipun tidak di sediakan. Ya ga masalah sih, mungkin itu budaya mereka.
Berpikir modus. Di sekitar itu hanya ada satu rumah makan yang Halal dan sering dikunjungi umat Muslim yang sedang berbelanja. Perut sih ga laper-laper amat, yang penting modus deh buat ikutan numpang sholat. Teman-teman sering kasih saran buat sholat di toko-toko tapi kami sungkan kalau pemilik or penjualnya bukan Muslim. Eh ternyata, direstoran air pun habis. Aduh apes deh..
Beberapa orang Muslim yang kami tanyakan keberadaan Masjid hanya berkata “disana” or “in there” tetapi sepertinya perjalanan kami tak berujung. Mulai capek nih kaki. Eh, ternyata ada satu restoran halal yang nyempil disitu. Modusnya beli es teh, pelan-pelan ijin untuk sholat. Alhamdulillah setelah hampir tiga jam muter-muter ga karuan dapet deh tempat sholat J

“dimanapun anda berada, bawalah mukena atau berpakaian yang benar-benar menutup. Karena boleh jadi anda menghadap Allah ditempat yang tidak disangka-sangka.”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kenalkah aku pada gadis ini?



"Seseorang yang pernah berarti dalam hidupmu, mustahil kau akan melupakannya. Sekalipun saat ini kau telah menemukan seseorang yang lebih berarti.Ia akan muncul disaat kau tak merencanakannya...berbuatlah kebaikan agar kenangan itu tak sekedar ada, namun tetap tumbuh bersamamu...

"Jangan pernah khawatirkan hidupku, karena hidupmulah yang lebih berarti. Jangan pernah kau sesali kepergianku kelak, karena aku hanya menjalani sebuah fase." detik-detik kepergiannya yang membuatku terpukul. Tepat satu tahun aku hidup bersamanya dan bayi mungil ini lah yang menggantikan teman dalam sisa hidupku. Aku tak pernah menyangka hidup bersamanya sesingkat itu. Namun, bayi mungil ini cukup mengobati kerinduanku dan menemani hariku.

***

Musim semi mulai tiba, bunga-bunga ditaman kota ini mulai bermekaran dan sebagian berguguran. Anak-anak kecil berlarian bersama ayah dan ibunya. Aku dan Istriku cukup duduk bawah pohon beringin sambil mengawasi Sofy yang berlari membawa bola. Sesekali istriku menegur untuk ia berhati-hati.Sofy, adalah nama gadis kecil yang Tuhan anugrahkan melalui istri pertamaku. Nama yang sama dengan almarhumah supaya jiwanya tetap tumbuh didunia. Karena aku sangat meyakininya, ia berjiwa seperti seseorang yang telah membuatnya berada.Beruntunglah istriku kini tak bisa memberikanku seorang buah hati sehingga ia bisa membantuku menjaga dan mendidik Sofy seperti anak sendiri.
"Mas, melamun ya? tanya Indah, istriku sambil menyodorkan sepotong roti.
"Makasih sayang" jawabku singkat sambil mengambil roti yang disodorkan
Sambil makan roti, ku ceritakan masa-masa mudaku pada istriku, masa-masa dimana aku masih duduk dibangku SMA. Namun seketika tawa Sofy menghilang.
"Kemana Sofy?"tanya istriku
'Haaahh..!!!" jawabku kebingungan
"Anak mas digendong oleh seorang perempuan bercadar" teriak seorang lelaki dari seberang jalan
Seketika aku melihat perempuan bercadar, mengenakan pakaian hijau muda berlari kecil sambil menggendong sebuah gendongan. "Mungkin ia Sofy" pikirku sambil terus mengejar
"Braaaaaaaaaaaaakkkkkk..!!!!
perempuan itu terjatuh hingga akhirnya aku bisa meraih kembali anakku. Kain cadarnya terlepas, spontan aku terkejut melihatnya. "Kauuu...!!!" acungku dengan badan bergetar.
Perempuan itu sepertinya tak sadar bahwa kain cadarnya telah lepas. Saat posisi masih tersungkur, ia menatapku lekat-lekat. Terlihat bola matanya menyimpan sebuah tanya dan air mata yang terbendung.
"Anakku...." rintih perempuan itu
Tanpa sepatah kata, aku meninggalkannya masih dalam posisi tersungkur, berlari membawa Sofy dan mengajak istri pulang.
Sofy, aku rindu padamu. kini jiwamu telah tumbuh pada jiwa anak kita. Jiwa yang masih suci dan kelak akan menjadi dirimu yang junior. Aku sangat merindukanmu dan terima kasih Sofy, kau masih sempat menitipkan Sofy untuk ku besarkan hingga menjadi seorang wanita sepertimu...
Perempuan itu telah mengutuk hatiku malam ini. Sofy, sosok perempuan manis yang pertama kali menundukkan hatiku hingga aku berani untuk menikahi diusianya yang muda. Perempuan itu sangat mirip dengan Sofy, Paras dan senyumnya masih melekat erat padaku. Apa mungkin Sofy memiliki saudara kembar? Sofy adalah gadis desa yang tak bersaudara. Ia dibesarkan oleh Pamannya, ayah ibunya telah meninggal. Dia tak memiliki seorang saudara pun kecuali Pamannya yang kini pun telah tiada. "Untuk apa aku memikirkan Sofy masa laluku yang kini telah ada Sofy untuk masa depanku dan istriku yang tak mungkin aku khianati oleh masa laluku. Namun, tetap aku melihat Sofy dari jiwa yang mungil dan lucu. Tapi, mengapa ia menganggap Sofy anaknya?

***

20 tahun kemudian. Sofy kini telah tumbuh menjadi gadis yang dewasa dan cerdas. Ia sangat mirip dengan ibunya. Suatu ketika ia hanya berdua dengan sang ayah
"Yah, Sofy menemukan selembar foto seorang gadis di saku ayah. saku yang telah kusam berada di gudang belakang. Siapa dia? tanya Sofy
"Boleh ayah melihatnya" pinta ayah
ku sodorkan foto itu sambil menatap ayah lekat-lekat, ku simpulkan wajah ayah berubah murung dengan mata tak berkedip melihat foto itu.
"Dia Ibu yang melahirkanmu sayang, Indah adalah istri kedua ayah setelah istri pertama ayah meninggal tiga hari pasca melahirkanmu.Dia bernama Sofy, sama sepertimu. kamu pun kini telah tumbuh mirip dengan ibumu sewaktu muda. Ayah beruntung bisa hidup bersamanya walaupun tak lebih dari dua tahun, ia menitipkanmu dan meninggalkan kita." jelas ayah dengan mata berkaca-kaca
"Ibu?" tanya Sofy sambil merebut foto itu. Sofy menangis tersedu sambil memegangi foto Ibunya. "Yah, Sofy rindu ibu, mengapa ayah tak pernah memberi tahu sebelumnya?" tanya Sofy
"Karena ia masa lalu ayah dan ia telah tumbuh dalam jiwamu. Ia masih tetap hidup bersama kita" jelas ayah...

***bersambung***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Popular Posts

Ads