Senin (22/2) Mahasiswa Pendidikan Matematika Pascasarjana
di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menuai
banyak inspirasi yang kita tangkap dari perkuliahan Matematika Model
oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A. Dari awal perkuliahan ini beliau mengajak kami
untuk berfikir dan berbuat. Tidak banyak yang kami tulis dari materi pengantar,
namun banyak hal yang kita tangkap sebagai proses berfikir.
Target 600 komen di
postingan blog, bukanlah perkara yang mudah. Bagi kami terbayang oleh waktu dan
berbagai pekerjaan disamping kuliah. Sebagian besar postingan tersebut
menuliskan hal yang berfilsafat yang diolah dengan gaya tulisan yang
berbeda-beda. “Sabar dan Ikhlas” adalah kunci yang diberikan oleh beliau kepada
kami untuk bisa membuka dan menikmati bacaan beserta komentar yang akan kita
kaitkan pada kolom komentar. Perihal ini, secara tidak langsung mengajak kita
untuk selalu membaca dan menulis, tidak hanya membaca saja. Sehingga ada
transfer keilmuan dan inspirasi yang tergabung dengan pengalaman sebelumnya
dengan pengalaman yang diperoleh saat membaca.
Inspirasi yang saya
tangkap dari perkuliahan ini adalah perlunya kita membaca, dari yang kita baca
tentu akan mempengaruhi pikiran kita baik membuka wawasan khasanah keilmuan,
menambah perbendaharaan kata dan gaya tulisan, menambah pengolahan cara
berfikir. Berfikir adalah proses aktivitas dalam otak kita untuk memperoleh
suatu kesimpulan. Kesimpulan itulah yang menyatakan kepahaman kita tentu dengan
mampu menjelaskan dan menuliskannya. Kepahaman yang tersirat dalam pikiran kita
akan membentuk pemikiran-pemikiran yang lain baik masih lingkup tema yang kita baca
maupun diluar tema tersebut. Belum bisa menyimpulkan, pikiran itu hanya akan
mengendap dan hilang dari memori. Kebiasaan membaca inilah yang semestinya kita
budayakan setiap harinya.
Selama ini kita tidak
pernah tau kapan takdir kematian akan datang. Kematian itu pasti, cepat atau
lambat dan kepada siapapun yang mengalami hidup. Setelah itu, selesailah segala
urusan kita didunia termasuk apa yang kita miliki pasti akan lenyap seketika.
Seketika itu semua harta menjadi milik orang lain, bergulir terus begitu. Benda
kesayangan dan kita perjuangkan untuk mendapatkannya, bahkan nama baik kita
sedikit demi sedikit lenyaplah dari pembicaraan orang-orang sekitarnya. Namun,
ada satu hal yang tak akan pernah mati sekalipun seorang itu sudah tiada. Yaitu
Tulisan. Tulisan akan mengalirkan banyak ide atau khasanah keilmuan si penulis.
Sekalipun orang tersebut sudah menghilang atau bahkan meninggal tentu akan
terjaga nama baiknya, status dirinya atau bahkan keluarga yang ditinggalkan,
jelas senjata obyektif untuk mempengaruhi pikiran posiif pembaca. Disebut
senjata obyektif karena tulisan adalah bahasa dalam pikiran yang banyak
diapresiasikan oleh pembaca.
Pengamalannya butuh
pembiasaan, mulai dari pembiasaan membaca setiap harinya hingga kebiasaan
menuliskan setiap kejadian atau peristiwa yang dialaminya. Kebiasaan itulah
akan terasah dan akan terus meningkat hingga tulisan kita diperhitungkan di media
publikasi atau media masa. Karena itu butuh sekali ketelatenan dalam mengasah
kemampuan ini, kuncinya adalah rutin menulis.
Nilai amalan yang
terkandung dalam tulisan akan tetap mengalir sebagai amalan jariyah yang tak
akan pernah putus di akherat. Amalan yang akan terus mengalirkan pada dia yang
memiliki tulisan sekalipun ia sudah tidak ada. Karena tulisan adalah ilmu, buah
pikiran dan pemikiran manusia. Tanpa disadari pun akan menginspirasi pembaca. Tulisan
merupakan ilmu yang tak pernah mati, tubuh yang tak pernah rapuh dan temaram di
setiap kegelapan, tak bernyawa namun memberikan kehidupan abadi bagi sang
pemilik karya.
Lokana Firda Amrina
15709251055
PM D
lokanafirda@blogspot.co