Tugas
1 : Refleksi 1
Lokana
Firda Amrina
15709251055
/ Pend.Matematika D
Inti dari Matematika model adalah
Hermeditika. Secara harfiah, singkat kata Hermeneutika adalah menerjemahkan dan
diterjemahkan. Bentuk dari Hermeneutika yaitu spiral yang tidak hanya didalam
matematika tetapi juga diluar matematika itu sendiri yaitu filsafat. Sehingga,
matematika model merupakan kelanjutan dari filsafat ilmu. Didalam filsafat ilmu
dikanalkan filsafatnya saja, pada akhir kuliah tidak bisa menemukan satu
formula karena formulanya kontekstual dalam ruang dan waktu. Tidak ada definisi
pasti dari filsafat atau ilu yang kita ketahui, sangat cair tergantung ruang
dan waktu. Itulah filsafat. Belajar filsafat ilmu dari mitos sampai ke logos. Mitos
adalah percaya saja sedangkan logos percaya namun dipikirkan dahulu. Hidup
penuh mitos, namun mitos sangat bermanfaat. Anak kecil belajarnya menggunakan mitos. Contohnya Jangan ini jangan
itu nanti begini nanti begitu.
Matematika yang kita pelajari
merupakan struktur atau model. Semua matematika memiliki struktur. Maka dalam
filsafat semua ide dan gagasan juga merupakan suatu struktur. Objek filsafat adalah
yang ada dan yang mungkin ada. Inti dari “yang mungkin” menjadi “yang ada”
adalah “yang mungkin ada” berada diluar pikiran dan “yang ada” didalam pikiran.
Sehingga, filsafat itu persoalannya ada dua macam yaitu jika didalam pikiran
maka bagaimana menjelaskan kepada orang lain dan jika diluar pikiran maka persoalannya
ialah bagaimana memahami dan mengerti tentang sesuatu hal. Contoh benda yang
mungkin ada dan yang ada. Benda yang tidak / belum diketahui maka statusnya
adalah benda yang mungkin ada sedangkan Benda yang telah diketahui maka statusnya
akan menjadi benda yang ada.
Saya akan mengeluarkan benda dalam
saku saya. Apakah kita tahu? Benda yang akan saya keluarkan berstatus masih
berupa mungkin ada, dalam pikiran kita. Saya mengeluarkan sisir, kita
mengatakan sisir karena pikiran kita sudah ada sisir, sehingga keberadaannya
ada sudah bukan yang mungkin ada.
Ciri-ciri yang ada dalam pikiran
adalah bisa menyebutkan salah satu sifat dari obyek tersebut. Pertanda sesuatu
itu ada. Itulah laboratorium filsafat. Inti belajar dari filsafat adalah
mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Metode filsafat adalah
hermeneutika, hidup dan menghidupkan, terjemah dan menterjemahkan. Alat belajar
filsafat adalah menggunakan bahasa analog yaitu bahasa yang tidak hanya
menggunaan perumpamaan tapi ada perumpamaan didalamnya. Ada beberapa hal
penting sehubungan dengan filsafat yaitu:
1.
Dari mana asalnya benda-benda yang ada dipikiran
manusia?
Pertanyaan yang sama dengan ada dan
mungkin ada. Benda-benda yang ada dipikiran manusia berasal ruang dan waktu. Tidaklah
ada ruang tanpa waktu dan tiadalah waktu tanpa ruang. Ruang adalah yang ada dan
yang mungkin ada artinya kita tidak mampu memikirkan apa yang belum diketahui
atau yang belum dipikirkan. Ketika waktu berjalan atau timeline, maka ruang
menjadi kontekstual. Ada dan yang mungkin ada waktunya berjalan. apapun yang
kita ketahui dari lahir sampai sekarang akan terus terakumulasi. Pikiran
manusia diperoleh dari logika dan pengalaman. Logika dan pengalaman
menghasilkan yang ada dan yang mungkin ada
2.
Seberapa besar filsafat mempengaruhi pola pikir
seseorang?
Seseorang dapat dikatakan berfilsafat
jika seseorang tersebut berfikir berdasarkan pemikiran para filsuf, yang akan
berakhir pada diri seseorang itu. Sehingga, semua orang bisa berfilsafat karena
berfilsafat itu adalah olah pikir, bukan hanya berfikir biasa, filsafat adalah berpikir
secara refleksif dengan menggunakan pertanyaan “mengapa?” dan yang lainnya.
3.
Agama dan tuhan dalam pandangan filsafat?
Sehebat-sehebatnya seseorang pasti
ada ketidakmampuannya didunia ini.
Contohnya seseorang tidak akan mampu
menghadiri dalam dua acara/kegiatan pada dua tempat yang berbeda, Karena
manusia itu sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidaksempurna dalam
kesempurnaan.
Contohnya seseorang yang sempurna
dalam mendengarkan bahasa yang diucapkan manusia tapi tidak sempurna dalam
mendengarkan bahasa yang dikeluarkan oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya.
Kedudukan yang paling tinggi itu yaitu
Tuhan (Allah) dan agama yang diciptakan-Nya. Agama dalam filsafat tergantung
pada diri seseorang. Agama itu adalah batas pikiran. Idealnya, kegunaan
filsafat sebagai ilmu supaya manusia bisa berproses dan belajar untuk
mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan. Karena kedudukan Tuhan tidak
dapat dicapai hanya dengan menggunakan pikiran semata namun menggunakan hati
(spiritual).
0 komentar:
Posting Komentar