Pages

lokana firda. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah seorang perempuan yang ibu lahirkan pada tanggal 5 Februari. saya sangat menyukai dunia sains dalam kajian kehidupan. hingga akhirnya jatuhlah pilihan hidup saya untuk mengarungi dunia Matematika yang dikomparasikan dengan dunia pendidikan. sehingga dengan buah hasil ilmu yang saya kaji, saya dapat mengaplikasikan sebagai Pendidik Matematika. Untuk Muhammadiyah, Untuk Islam dan Bangsa
y

cursor

Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer

bunga mawar

RSS
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Merubah Inspirasi menjadi sebuah coretan tangan

Perkenalan mengenai Matematika Model dan Filsafat

Tugas 1 : Refleksi 1
                   
Lokana Firda Amrina
15709251055 / Pend.Matematika D

  
Inti dari Matematika model adalah Hermeditika. Secara harfiah, singkat kata Hermeneutika adalah menerjemahkan dan diterjemahkan. Bentuk dari Hermeneutika yaitu spiral yang tidak hanya didalam matematika tetapi juga diluar matematika itu sendiri yaitu filsafat. Sehingga, matematika model merupakan kelanjutan dari filsafat ilmu. Didalam filsafat ilmu dikanalkan filsafatnya saja, pada akhir kuliah tidak bisa menemukan satu formula karena formulanya kontekstual dalam ruang dan waktu. Tidak ada definisi pasti dari filsafat atau ilu yang kita ketahui, sangat cair tergantung ruang dan waktu. Itulah filsafat. Belajar filsafat ilmu dari mitos sampai ke logos. Mitos adalah percaya saja sedangkan logos percaya namun dipikirkan dahulu. Hidup penuh mitos, namun mitos sangat bermanfaat. Anak kecil belajarnya  menggunakan mitos. Contohnya Jangan ini jangan itu nanti begini nanti begitu.
Matematika yang kita pelajari merupakan struktur atau model. Semua matematika memiliki struktur. Maka dalam filsafat semua ide dan gagasan juga merupakan suatu struktur. Objek filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Inti dari “yang mungkin” menjadi “yang ada” adalah “yang mungkin ada” berada diluar pikiran dan “yang ada” didalam pikiran. Sehingga, filsafat itu persoalannya ada dua macam yaitu jika didalam pikiran maka bagaimana menjelaskan kepada orang lain dan jika diluar pikiran maka persoalannya ialah bagaimana memahami dan mengerti tentang sesuatu hal. Contoh benda yang mungkin ada dan yang ada. Benda yang tidak / belum diketahui maka statusnya adalah benda yang mungkin ada sedangkan Benda yang telah diketahui maka statusnya akan menjadi benda yang ada.
Saya akan mengeluarkan benda dalam saku saya. Apakah kita tahu? Benda yang akan saya keluarkan berstatus masih berupa mungkin ada, dalam pikiran kita. Saya mengeluarkan sisir, kita mengatakan sisir karena pikiran kita sudah ada sisir, sehingga keberadaannya ada sudah bukan yang mungkin ada.
Ciri-ciri yang ada dalam pikiran adalah bisa menyebutkan salah satu sifat dari obyek tersebut. Pertanda sesuatu itu ada. Itulah laboratorium filsafat. Inti belajar dari filsafat adalah mengadakan dari yang mungkin ada menjadi ada. Metode filsafat adalah hermeneutika, hidup dan menghidupkan, terjemah dan menterjemahkan. Alat belajar filsafat adalah menggunakan bahasa analog yaitu bahasa yang tidak hanya menggunaan perumpamaan tapi ada perumpamaan didalamnya. Ada beberapa hal penting sehubungan dengan filsafat yaitu:
1.      Dari mana asalnya benda-benda yang ada dipikiran manusia?
Pertanyaan yang sama dengan ada dan mungkin ada. Benda-benda yang ada dipikiran manusia berasal ruang dan waktu. Tidaklah ada ruang tanpa waktu dan tiadalah waktu tanpa ruang. Ruang adalah yang ada dan yang mungkin ada artinya kita tidak mampu memikirkan apa yang belum diketahui atau yang belum dipikirkan. Ketika waktu berjalan atau timeline, maka ruang menjadi kontekstual. Ada dan yang mungkin ada waktunya berjalan. apapun yang kita ketahui dari lahir sampai sekarang akan terus terakumulasi. Pikiran manusia diperoleh dari logika dan pengalaman. Logika dan pengalaman menghasilkan yang ada dan yang mungkin ada
2.      Seberapa besar filsafat mempengaruhi pola pikir seseorang?
Seseorang dapat dikatakan berfilsafat jika seseorang tersebut berfikir berdasarkan pemikiran para filsuf, yang akan berakhir pada diri seseorang itu. Sehingga, semua orang bisa berfilsafat karena berfilsafat itu adalah olah pikir, bukan hanya berfikir biasa, filsafat adalah berpikir secara refleksif dengan menggunakan pertanyaan “mengapa?” dan yang lainnya.
3.      Agama dan tuhan dalam pandangan filsafat?
Sehebat-sehebatnya seseorang pasti ada ketidakmampuannya didunia ini.
Contohnya seseorang tidak akan mampu menghadiri dalam dua acara/kegiatan pada dua tempat yang berbeda, Karena manusia itu sempurna dalam ketidaksempurnaan dan tidaksempurna dalam kesempurnaan.
Contohnya seseorang yang sempurna dalam mendengarkan bahasa yang diucapkan manusia tapi tidak sempurna dalam mendengarkan bahasa yang dikeluarkan oleh makhluk ciptaan Tuhan lainnya.

Kedudukan yang paling tinggi itu yaitu Tuhan (Allah) dan agama yang diciptakan-Nya. Agama dalam filsafat tergantung pada diri seseorang. Agama itu adalah batas pikiran. Idealnya, kegunaan filsafat sebagai ilmu supaya manusia bisa berproses dan belajar untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Tuhan. Karena kedudukan Tuhan tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan pikiran semata namun menggunakan hati (spiritual).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Ads