"Pada dasarnya setiap wanita Muslim akan berjilbab, jilbab ketika masih hidup mungkin hanya akan dikenakan oleh sebagian wanita Muslim saja namun jilbab yang dikenakan saat kematian (kafan) akan digunakan oleh seluruh wanita Muslim"
"Saat membaca bab tentang hijab di salah satu web (maaf lupa) ada seseorang komen, satu orang komen kapan ya aku bisa seperti itu?" salah satunya menjawab lebih baik hatinya dulu yang dihijabi mbak" ada juga yang membenarkan komen kedua percuma nanti berhijab tapi perlakuan masih saja tidak berhijab" #pembicaraan berhenti.
Pas banget saat itu DP salah satu media sosial saya orang berhijab yang tak lain sebenarnya adalah saya sendiri. Salah satu orang komentar yang intinya hampir sama dengan diatas. Kemudian mereka bertanya soal hijab :
Jilbab hati dan jilbab lahir adalah sesuatu yang berbeda namun bisa saling berkaitan. Jika jilbab sebagai tolok ukur bahwa ia wanita beragama Islam namun ia tak bisa jadi tolok ukur kesholehannya. Memang sayang sekali jika kita sebagai perempuan muslimah yang sudah menutup aurat namun perilaku masih kurang santun, omongan kurang dijaga terutama mata dan hati masih saja mengembara terlalu buas. Namun bukan berarti kita harus melepas jilbab. Jilbab adalah perintah Allah untuk kaum wanita sedangkan nilai-nilai kebaikan perintah Allah untuk semua umat.
Lantas, mana yang harus kita dahulukan?
"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" Q.S Al Ahzab ayat 59
Jika kita mendahulukan hijab dengan kesempurnaan syar'i nya kita akan senantiasa menjaga diri. Sebab kita berjilbab dan tak pantas rasanya melakukan hal-hal yang tidak baik. Namun, kita juga makhluk Allah yang khilaf, sehingga kita akan melakukan kesalahan yang kitapun tidak merasa bersalah. Disini kita biasanya mendapat teguran baik dari perasaan yang Allah tunjukkan ataupun dari orang lain. Karena memperbaiki diri untuk terus menjadi baik akan terus berjalan dan dilakukan. Kalau jilbab sudah sempurna syari nya kan tinggal kita istiqamahkan.
Jika kita mendahulukan hatinya berjilbab, disini kita pertanyakan. Sampai kapan hati kita berjilbab? Sekalipun kita seorang murah hati maupun orang yang paling dermawan, kita tidak akan pernah tau bahwa hati kita berjilbab, yang ada justru hati kita ujub karena kedermawanan kita.
Silakan pilih gaes...open order sist (2 option diatas) minat PM ya... hihiii kayak jualan onlen aje..
Yuk kita berproses bersama :)
Ketika kau merasa malu, saya pun dulu begitu, ga pede dan lainnya
Malu disangka alim sebab ilmu agama tidaklah banyak
Malu kalau tiba-tiba ada orang berkata 'ciee'
Tutup telingamu dari pujian dan makian orang lain
Apapun penilaian orang terhadapmu, bukanlah dari penampilan yang mendominasi
Tetapi perlakuan kita terhadap seseorang
Tanyakan pada hati, mengapa saya harus berjilbab
Punya target dan impian apa
Semangat seperti apa yang akan mengistiqamahkan proses itu
Merasa tidak cantik?
Sungguh jilbab mu justru akan menutupi kekurangan diri
Perlahan tapi pasti
Menutupi untuk diperbaiki
Proses panjang dan penuh tantangan
Yakinlah..perempuan kuat :)
Bagaimana cara mengistiqamahkan jilbab Syari?
Untuk menjadi syari merupakan proses. Ada yang lama berproses ada juga yang cepat. Semua tergantung kita. Disini kita akan merasa berbenturan dengan penilaian masyarakat terhadap kita yang tiba-tiba langsung berjilbab. Bagaimana caranya?
1. Niat karena Allah dan tekad
2. Modal beli jilbab :v
3. Berusaha Istiqamah sebisa mungkin
4. Berkumpul dengan teman-teman yang berjilbab
5. Perbanyak membaca Al Qur'an (one day one juz) bisa jadi alternatif
6. Perbanyak membaca kajian Islam atau fiqih wanita
Kurang lebih seperti itu cara saya berproses hingga proses yang sekarang ini. Awalnya memang takut, was-was, malu dan sebagainya namun saya rasa itu hanya beberapa hari saja selebihnya kita akan merasa tenang-tenang saja :)
#enjoy_hijab
0 komentar:
Posting Komentar