Tugas
3 : Refleksi 3
Lokana
Firda Amrina
15709251055
/ Pend.Matematika D
Suatu hal memiliki struktur lengkap jika terdiri atas eksistensi dan intensi.
Unsur yang dieksistensikan harus berada dalam sisi ruang dan waktu. Jadi, suatu
unsure dalam ruang dan waktu yang dieksistensikan yaitu timeline atau unsur
yang sesuai dengan sejarahnya. Pada setiap titik sejarah itu dapat dieksistensikan
dalam sisi ruangnya. Ruang itu adalah keanekaragaman dan dimensinya. Sedangkan intensi
setiap titik dari suatu unsure akan ditemukan kedalamannya. Timbul sebuah pertanyaan,
Ekstensi dan intensi yang seperti apa yang diinginkan dalam sebuah unsur? Jawabannya
yaitu Ekstensi dan intense seperti yang dikehendaki oleh para filsuf,
matematikawan, dan para ilmuan, supaya unsur yang ingin kita jelaskan tersebut
valid, dapat dipercaya dan akuntabel. Kerangka dari suatu unsure dilihat dari struktur
ontologisnya, karena tidak ada yang lebih dalam lagi dari yang ada dan yang
mungkin ada jika dikaitkan dengan pemikiran kita. Lain hal jika dikaitkan dengan
hati dan spiritual maka yang lebih dalam yaitu kuasa Allah SWT atau yang
disebut spiritualitas. Untuk menentukan unsure ontologisnya, caranya yaitu ambil
yang paling dasar yang dapat dieksistensikan kedalam ruang dan waktu. Ciri-ciri
unsure dasar dalam filsafat adalah suatu istilah yang sudah singular. Melihat masa
depan itu bergantung dengan teknologi yang digunakan. Untuk eksistensi itu sendiri,
pertama tergantung dari sejauh mana mengalir timeline suatu zaman dari unsure tersebut,
kedua ditentukan oleh pemikiran para filsuf dan ketiga adalah kedalamannya dan hakekatnya.
Secara singkat dapat dimulai dari hakekat suatu unsur, epistemology unsure tersebut,
estetika dan etnik dari unsure tersebut. Selain unsur, dari yang ada dan yang
mungkin ada bisa diarahkan dengan pemikiran para filsuf, bukan dengan pemikiran
kita sendiri, dan hindari hipostetikal analisis. Dari suatu unsur, kemudian diteliti
dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang berdimensi maka dapat dikatakan bahwa
kegiatan tersebut merupakan simulasi dari kehidupan sehari-hari, dari yang ada dan
yang mungkin ada seputar dari apa yang kita fikirkan, contohnya makan dan minum.
Suatu unsure diambil dari kata benda dan kata sifatnya. Dalam membuat eksistensi,
harus menggunakan sistematika yaitu timeline dari pemikiran para filsuf contohnya,
zaman Yunani berpikir tentang suatu unsure tersebut seperti apa, secara filsafat,
suatu unsure tidak bisa diparsialkan dan harus komprehensif. Komprehensif artinya
pikiran didalam pikiran dan pikiran diluar pikiran, tenatng siapa yang
berbicara mengenai unsure tersebut, dan bagaimana penjelasan unsure tersebut,
mengakui hingga menembus ruang dan waktu yaitu masuk kedunia kegelapan sampai dunia
pencerahan yang ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh modern seperti Socrates,
dan David Dume hingga Agust Comte. Untuk epsitemologi, hal tersebut berkenaan dengan
bagamana pemikiran orang lain untuk sekarang dan dahulu. Hal apa saja yang dapat
disimulasikan. Eksistensi memiliki dimensi spiritual sehingga, unsure apapun dapat
diambil termasuk struktur yang tergantung pada pengambilan struktur tersebut. Pengambilan
struktur harus sesuai pemikiran para filsuf. Interaksi suatu struktur dengan hal
yang lainnya adalah metode hermeutika.
Sebagai penutup, dari sekumpulan golongan manusia itu ditandai dengan adanya
kebenarannya masing-masing. Ada golongan manusia yang kebenarannya berdasarkan Tuhan,
disebut Spiritualisme. Ada golongan manusia yang kebenarannya berdasarkan,
disebut kaum kapitalisme. Ada golongan manusia yang kebenarannya berdasarkan manfaat,
disebut utilitarisme. Ada golongan manusia yang kebenarannya berdasarkan kenikmatan,
disebut hedonism. Ada golongan manusia yang kebenarannya berdasarkan benda, disebut
materialism. Secara filsafat, sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dapat ditambahkan
“isme”.
0 komentar:
Posting Komentar