Tugas
6 : Refleksi 5
Lokana
Firda Amrina
15709251055
/ Pend.Matematika D
Pikiran tukang belum
berfilsafat, pikiran filsafat merdeka, pikiran instansi meredeka tergantung
substansi. Masalah nilai, kita tidak mungkin pada abad 19 mulai sebuah nilai.
Berarti filsafat kita tergantung dari diri kita. Mengenai hal tersebut kita
belum berfilsafat, baru membuka sebagian kecil nilai. Awal adanya manusia ada
nilai, Zaman Nabi Adam sudah ada baik dan buruk. Nilai itu sejak manusia sudah
ada maka sudah ada value bauik buruk, ada surga dan neraka. Tergoda adalah
value. Laki-laki dan perempuan, semuanya adalah value. Jika tidak begitu maka masih
dangkal sekali analisisnya. Plato itu sumber dari nilai. Republic pembuatnya.
Didalamnya terdapat dialog Socrates. Buku-buku ada di plato. Socrates penuh
dengan nilai. Belum ketika diintensifkan dan diefektifkan. Hermenuetika adalah
struktur, mulai dari normatif, formal, spiritual, material dan… value dalam
material seperti Cincin hilang namun kita
memikirkan mati, cincin diberi nilai setara dengan hidup. Formal contohnya menata
hidup value, puncaknya di UUD 45, adalah bentuk formal value. Dari
undang-undang formal pemerintahan hingga kelas. Normative adalah filsafat :
ontologism, estetika, dan epistemology. Ontologism larinya ke wadah dan isi.
Wadah bervalue, isi bervalue jadi value memuat value. Terstruktur dan tertata. Epistimologi bagaimana orang memahami value,
apa yang menjadi sumber kita memahami value. Sumber para filsuf. Seperti Epistimologi
kontekstual ada epistemologi kematian, muhammadiyah mencari tuhan,
masing-masing punya metodologi. Dan tidak bisa lepas dari ekstensinya karena
filsafat. Struktur adalah micro cosmos konsepnya kontekstual. Orang luar dan
indo memaknai cosmos adalah berbeda. Orang jawa micro cosmos ada dalam hati.
Oleh karena itu didesa tidak dipikirkan namun di penggalih.
Pikiran manusia
termasuk mikro. Padahal yang didalam hati berjalan, dihermeneutika. Bagaimana
sopan santun orang desa mengalir ke orang tua hingga sekarang. Bagaimana versi
bakti Nabi Adam. Filsafat menembus ruang dan waktu dan harus berani. Jadi diekstensikan
bergitu. Estetika adalah indah dan keindahan, baik dan kebaikan dll. Ragam
antara benar dan baik adalah tidak indah. Dalam kehidupan sehari-hari salah
namun baik. Orang tua menipu anaknya karena anaknya belum bisa menelaah
pikirannya. Dan itu selalu dituntut para filsuf.
Abad 19 adalah jaman
kontemporer masih jaman kekinian. Masih normative. Ontologism didalamnya ada
metafisik. Disebalik value ada value. Berfilsafat tidak merujuk pada satu
referensi. Karena filsafat banyak referensi. Jika hanya satu referensi maka
mitos dan itu musuh besar filsafat. Apalagi yang diandalkan bukan pakar filsuf
hanya praktisi pendidikan.
Ada Phi sudah terstruktur yang terikat
pada ruang matematika. Bilangan irasional yang tidak dapat berhenti dari koma.
Munculnya disebut dengan munculnya dua komen yang berbeda. Komen surability.
Kita punya uang dolar dan satu dolar untuk jajan anak. Maka tukang jajan tidak
mampu menjual dan kita tidak mampu membeli karena ukuran tidak seimbang. Itulah
yang dialami pytagoras. Rupiah ya rupiah supaya tidak terhenti. Uang dolar
tidak bisa mengukur harga disini. Inkomen surability. Maka muncullah ukiran
baru, value bilangan dan bilangan akar dua, yang tidak akan pernah berhenti.
1675 jaman yunani,
Majemuk struktur sangat
kompleks. Logika dan matematika, dan merupakan bagian dari struktur. Ambil
singularnya. Persamaan harus peka terhadap omongan pak mar. mengambil persamaan
berarti belum bergerak. Dari kata sama, ambil unsure ontologism dan unsure
dasar yang terkecil. Masuk area matematika akan persamaan. Jika tidak mengambil
unsure ontologism maka tidak seimbang. Struktur saja atau hermeneutika saja.
Atau komponen dari hermeneutika. Ada lingkaran, garis lurus, dll diterjemahkan.
Tumbuh berkembang hidup dan mati.
0 komentar:
Posting Komentar