|
Narsis broo... |
Harn Thao School merupakan salah satu sekolah kerajaan di Provinsi Phatthalung, Thailand Selatan. Jaraknya sekitar 30 menit dari tempat saya mengajar, ditempuh dengan mobil. Kalau di Indonesia namanya sekolah negeri. Sekolah ini umumnya adalah orang-orang beragama Budha. Orang Islam sangat jarang ditemukan disekolah kerajaan. Sebab sekolah Islam sudah menjamur di Thailand ini yang mayoritas beragama Budha. Sewaktu itu salah satu diantara kami ditawari untuk mengisi acara Malayu camp di Harn Thau School. Alhamdulillah saya dapat kesempatan berharga itu. Sekolah ini termasuk sekolah yang besar dan sangat luas. Siswa-siswa disini rata-rata berambut seperti Dora hehee yang laki-laki dicukur kuncung sehingga bagian atasnya saja yang tebal rambut. Mungkin sudah aturan pelajar sini demikian. Sekolah ini belum lama ada pelajaran bahasa Malayu. Pengajarnya pun baru seorang saja.
|
Halaman Sekolah |
|
Halaman Parkir |
|
Halaman Sekolah |
|
Tempat belajar Bahasa |
Saat itu sekolah ini sedang mengadakan Language camp ada Bahasa Malayu, Bahasa Inggris, Bahas Jepang dan Bahasa China. Selama tiga hari mereka belajar 4 bahasa ini secara estafet. Peserta yang mengikuti camp sebanyak 200 siswa terdiri dari Mathayom 1 sampai Mathayom 6 atau SMP kelas 1 sampai SMA kelas 3. Mereka dibagi menjadi 4 grup besar yang akan memasuki masing-masing kelas bahasa yang mereka suka. setelah 1 jam mereka berpindah.
Bagaimanakah saat belajar Bahasa Malayu?
Dimulai dari hari dadakan dimana saya tanpa persiapan apapun. Niatnya siang itu datang acara opening ceremony dan survey kegiatan saja eh ternyata diminta ngisi hingga siang hari. Langsung saya coba isi tentang Greating. Seperti Selamat Pagi, Selamat datang dan lainnya. Ternyata ini cukup memakan waktu sebab selain mereka kesulitan mengucapkan, membaca tulisan Malayu dan Prounounsesion-nya kurang tepat. Dari sini saya semakin paham bagaimana mengemas materi. Mereka sangat antusias mengikuti sesi Malayu ini. Sesekali mereka tertawa mungkin kesulitan mengucapkan atau kata-kata saya menurut mereka lucu. Mereka sangat aktif. Mereka pun tidak bisa Bahasa Inggris sehingga dalam penyampaian saya ditemani oleh translator.
|
Materi Anggota Badan dan Mewarnai |
|
Menempel hasil pekerjaan |
|
Materi Greating |
|
Edisi bingung nyanyi |
|
Narsis doeloe |
Rupanya saya seperti guru TK yang mengajari siswanya menyanyi ala anak-anak. Bedanya, kalau anak TK ndak bisa anteng atau diem, disini anak-anaknya pendiem atau anteng dan ga bisa ngomong (ngomong Malayu loh ya). Udah di praktekin berkali-kali, tulisan juga sudah memajang tetep merasa kesulitan. Berulang dan terus berulang 20 menit berjalan sudah bisa. :)
Mewarnai menggunakan pewarna makanan ternyata lebih unik. Selain murah dan lebih hemat pemakaian juga warna yang dihasilkan dalam mewarnai cukup memuaskan. Cukup dioleskan dengan cottonbath di kertas HVS biasa. Sambil mereka mewarnai gambar boneka mereka juga bisa sambil menghafalkan bagian-bagian tubuh dan nama-nama warna yang ada. Proses keringnya pun cukup cepat sehingga tidak perlu dijemur.
*Semoga menginspirasi*
4 komentar:
Senengnya bisa berkunjung ke sekolah kerajaan :)
ikatlah ilmu dg menulisnya, moga bsa bermanfaat dan mjd amal jariyah kala qta sdh tiada yg nantinya akan dinikmati dan diambil ilmunya...menulis menulis dan menulislah yg bsa menyemangati dan inspirasi...tulisan lokana sdg bagus dikembangkan lagi gaya bahasanya,dan dicek sudah memenuhi kriteria 5 W 1 H apa belum? semakin banyk membaca karya org nanti akan semakin tau ciri khas tulisan seseorang begtu jga dg lokana semakin bljr gaya bahasa akan semakin muncul karakter tulisan mu, sebab tulisan seseorang akan muncul sebuah karakter yg berbeda2..bentuk tulisan lokana dalam bentuk tulisan mash deskriptif jk nanti dikembangkan dg gaya bahasa akan semakin menarik dan orang tdk akan cepat bosan,,jd ketagihan mpe baca 10 kali klo menarik itu pasti mau membaca kembali..semangat bekerja keras..
siap..!!!!!! makasih beb :D
wew..mewarnai pake pewarna makanan?
Posting Komentar