“mimpi selamanya akan menjadi mimpi, namun impian pasti akan menjadi
kenyataan kecuali Tuhan punya rencana lain yang lebih besar”
Mimpi adalah dunia yang tak mengenal ruang dan waktu. Mimpi
hanyalah milik orang yang sedang tertidur, ketika terbangun antara ia telah
melupakan mimpi atau mengingat sesaat untuk dilupakan. Jadi, sangat tepat jika
kita mengatakan bahwa mimpi adalah bunga tidur. Karena ia tak akan pernah
menjadi nyata. Ia hanya mekar dan harum semerbak disaat tidur. Ia yang akan
membuat hati merasa tenang, senang, duka dan gelisah disaat terjaga.
Namun impian. Impian adalah sebuah mimpi seseoang dalam
posisi tidak tertidur. Sehingga pemimpi memiliki hasrat untuk action. Peluang untuk
menjadi realita pun semakin besar disbanding dengan mimpi.
Termenunglah setiap senja menjemput, seorang perempuan muda
berwajah lembut. Parasnya semakin cantik saat terpantul mega senja. Selendang
hijau berkibas saat angin menghembus. Setiap sore perempuan itu selalu duduk di
atas bebatuan tepi pantai. Pantai yang memiliki kekayaan alam seperti taman
yang berada didasar laut, kedalaman hanya dua meter dibawah permukaan laut, dan
sejauh 100 meter dari bibir pantai. Banyak sekali ikan-ikan yang dapat
dihasilkan sehingga nelayan banyak mencari ikan di pantai ini. Perempuan ini
memiliki keseharian membuat garam. Garam yang dihasilkan dari air laut yang
diendapkan beberapa hari. Ia adalah gadis yang sederhana namun memiliki impian
yang luar biasa. Ia tak pernah sekolah namun ia bercita-cita lebih untuk
anak-anaknya kelak. Namun jangankan bersuami, calon pun ia tak punya, jadi
impian yang dimiliki masih jauh dari kenyataan.
Perempuan yang memiliki keuletan membuat garam ini setiap sore
menulis setiap impian yang ia miliki. Termasuk impian konyol, seperti berfoto
dibawah menara eifel. Ia mengenal menara eifel hanya melihat gambar yang pernah
ia temukan di madding sebelah masjid. Selebihnya ia melihat tower-tower yang
berdiri di sekitar kampung halamannya, sehingga mimpi yang ia miliki merasa
kuat untuk ia nyatakan sebagai impian. Tapi bagaimana mungkin, hasil dari
garam-garamnya akan mampu membawanya terbang ke perancis?
***
Kepingan-kepingan receh yang ia kumpulkan sebenarnya ingin
sekali ia jadikan kodal pergi ke perancis, namun usahanya sebatas pembuat garam
yang tak seberapa penghasilannya, sehingga butuh waktu yang sangat lama untuk
menabung. Disisi lain ia memiliki niat baik untuk masa depannya. Disuatu malam
dalam doa tahajudnya “Ya Allah, paringono
rupiah sing kathah...” salah satu doanya yang tak pernah luput tiap
sujudnya. Tiba-tiba ia mendengar genting pecah tepat diatas atap rumahnya
“Greeekkk...!!!!!!” suara yang keras dan menggetarkan hatinya. Hingga ia tak
berani untuk beranjak dari tempat ia sholat sampai akhir sholat subuh.
Seusai sholat subuh dan matahari pun mulai tersenyum riang
pada belahan dunianya, ia menelusuri bagian rumah yang nampaknya rusak. Ia
memanjat puhon kelapa untuk memastikan bagian atap rumahnya. Alangkah
terkejutnya ketika ia melihat sebuah kotak mainan mobil remote. Ia meraihnya
dengan hati-hati. “Iki tho sing ngageti mau bengi, woo lha kok dolanan, kok
abot yo?” gerutu si perempuan. Lebih terkejutnya ia ketika membuka kotak mainan
tersebut. Emas 24 karat sebanyak 10 keping yang masing-masing kepingnya 0.5 kg
dan tiga keping permata berlian. Seketika ia sujud syukur sambil menangis
tersedu-sedu.
Akhirnya, perempuan ini berhasil menginjakkan kaki di menara
eifel. Berfoto dan mengukir impian yang lain. Ia berfikir, setiap impian yang
kita miliki mustahil untuk tercapai jika tidak ada usaha, kecuali Tuhan
berencana lain, melalui caranya sendiri. kepingan uang yang aku inginkan untuk
pergi ke tempat ini, Allah gantikan dengan segepok emas yang tak terduga. Ikhtiarnya
hanya berdoa kepada sang Kuasa. Karena Allah Maha Kuasa, Dia tidak tidur dan
tidak pula lelah mendengar doa-doa kita.
#Ikhtiar terpenting adalah doa, kedua adalah usaha kita
untuk mencapai tujuan. Karena sekeras apapun usaha kita ketika Tuhan tak
berkenan, semua akan berbelok arah. Namun bukan berarti gagal. Tuhan punya
rencana lain untuk membayar ikhtiarmu.
0 komentar:
Posting Komentar