"Perempuan terbaik adalah sebagai Ibu yang sholihah"
Perempuan separuh baya itu sejak siang tadi masih duduk
termenung dikursi reot terbuat dari bambu didepan rumahnya. Senja mulai
menyelimuti langit-langit di desa ini. Tangannya memegang sebuah handphone.
Sesekali ia melihat layarnya. Nampaknya ia sedang menunggu seseorang untuk
menghubungi. Namun tak kunjung menghubunginya.
Sapa seorang laki-laki muda mengagetkan lamunannya “Ibu, wajah ibu nampak pucat. Ibu sakit?”
tanya laki-laki itu. “Tidak nak, ibu
baik-baik saja” jawab ibu. Laki-laki itu meraih kaki ibunya dan
memijat-mijat. “ibu sedang memikirkan
apa, ibu akhir-akhir ini sering melamun dan menangis, ada yang menyakiti ibu?” tanya sang anak.
Diusapnya rambut sang anak “nak, jangan
pernah kau tinggalkan ibu ya?” pinta ibu. Nampaknya sang anak paham apa
yang sedang dipikirkan ibunya.
Dari samping kanan sang ibu, sang anak memeluknya “Aku sayang ibu, aku tidak akan meninggalkan
ibu, aku akan merawat ibu..” kata sang anak sambil menangis. Pecahlah
tangisan sang anak dan sang ibu. Kemudian datanglah seorang lelaki berbaju
orange dan sepeda motor orange bergambar burung. Mr.Pos membawakan sepucuk
surat untuk ibu sang anak. Segera ibu membaca surat sambil bergetar tangannya.
Butiran air mata rindu mulai menetes saat membaca surat itu berasal.
***
Assalamualaikum Ibu, Ayah...
Tulisan ini saya buat dengan hati bergetar menahan rindu. Aku
rindu ibu, butiran bening mulai mengucur dari sudut mataku. Sujud ini mulai
menggetarkan jiwaku. Doa yang ku panjat malam ini cukup menggemas hatiku. Hari
ini memang bukan hari yang special untuk ibu, namun pada tanggal ini, adalah
hari special untuk orang-orang yang mencintai ibu sebelum aku dan ayah. Aku
yakin, tangis bahagia terutama Nenek dan Kakek. Hingga akhirnya ibu
melahirkanku didunia ini. Dunia yang penuh tanda tanya. Namun ibu selalu
memberikan jawaban setiap tanyaku dan tanda setiap pengawasanku. Selamat ulang
tahun, ibundaku tercinta.
Ibu, sujud syukurku karena masih bisa mengucapkan hari lahir
ibu . Sekalipun kau tak merasa bahagia karena aku tak ada disisi ibu. Untuk
kesekian lamanya aku menghilang dari pandangan mata ibu,
Ibu, atas restu dan ayah, Allah meridhaiku untuk pergi ke
Negeri seberang. Pencapaian cita-cita yang tak pernah aku sangka akan terkabul.
Kepergianku bukan aku ingin menghindar dari ibu. Ibu dan ayah mendidikku untuk
menjadi perempuan berani dan mndiri, ini aku pergi tanpa keluh kesah. Aku
bahagia dan aku berani, walaupun kepergianku mungkin banyak meninggalkan luka.
Ibu, aku rindu curahan hati ibu, masakan, omelan-omelan ibu
pada si kecil, omelan ibu karena kemalasanku mencuci motor sehingga pergi
kepasar dengan motor blepotan, makan durian sama ibu didepan ayah untuk menguji
iman ayah, nonton tv sampai ketiduran diatas karpet coklat, rindu teh manis
buatan ayah, bahkan hingga saat terakhir itu aku masih minta ibu suapin makan.
Aku masih ingin manja dengan ibu, berebut makan dengan adek-adek ^_^
Ibu, bukan aku tak merindukanmu, tapi ini suatu pilihan
hidupku yang selama ini kau ajarkan bersama ayah. Barat , perlahan ku jalani namun
pasti. Suatu hari nanti, saat ku pulang, pertama kali ku akan kecup tanganmu
sebagai tanda baktiku padamu.
Happy birth day my lovely mother, semoga di sisa usiamu aku
bisa membuatmu tersenyum bahagia, bakti dan tentunya lebih bermanfaat untuk
keluarga dan masyarakat. kami sayang ibu... :*
Allah akan selalu memelukmu,
every time...
Wassalamu'alaikum wr. wb
Phatthalung, 16 Agustus 2014
0 komentar:
Posting Komentar