Bandara LCCT Malaysia |
Pesawat mengalami delay dan berangkat tepat pukul
12.40 WIB. Pesawat mendarat tepat pukul 15.10 WIB atau 16.10 waktu setempat di
Bandara LCCT Malaysia. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami ikut antrian
panjang untuk cek in paspor di
Malaysia. Perjalanan dengan naik jalur darat ke terminal Puduraya Malaysia. Perjalanan menuju terminal Puduraya
nampak tak banyak kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Entah karena hari
menjelang sore atau memang jarang ada kendaraan yang melewati jalanan tersebut.
Suasananya agak gersang, bus melaju cukup kencang layaknya melewati ringroad yang ada di Yogyakarta. Sesekali
melihat tulisan-tulisan berbahasa Melayu yang kami mencoba untuk membahasakan
sendiri.
Sampai di Puduraya kira-kira menjelang sholat Isya.
Di Puduraya kami berhenti di samping bawah jembatan layang. Jalanan yang
dihiasi lampu-lampu jalan yang membuat kota ini terlihat cerah kecoklatan.
Menyeberangi jalan besar dengan membawa tumpukan koper besar-besar menuju
terminal Puduraya. Kami kehausan dan kelaparan. Sementara uang Ringgit Malaysia
yang kami siapkan sangat terbatas. Tiket bas kami pesan seharga 70 Ringgit
Malaysia. Tiket bas yang dipesan di stand-stand yang berjejer di Puduraya
kehabisan untuk jurusan ke Hatyai –Thailand, sehingga saya, mbak Atika, Lisa
dan Heru berangkat paling akhir, 10.45 waktu setempat (09.45 WIB). Namun, pukul
10.45 waktu setempat bas belum kunjung datang hingga pukul 11.00 lebih. Wajah
lelah dan kantuk mulai menyerang hingga akhirnya bas datang. Kami bergegas
menuju loket dengan koper yang beratnya 20 kiloan. Semua penumpang berlari.
Kami kehilangan jejak mereka hingga akhirnya kami mencari dibeberapa loket yang
berjejer di terminal tersebut. Alhasil kami tertinggal bas yang seharusnya kami
tumpangi. Tiket kami sudah disobek oleh petugas, sehingga tidak bisa digunakan
untuk bas berikutnya. Mana uang Ringgit Malaysia kami sudah benar-benar habis.
Alhamdulillah, Allah berkenan menolong. Setelah
mondar-mandir mencari bus yang bisa kami tumpangi dan menunggu hingga pukul
00.40 WIB atau 01.40 dini hari waktu setempat. Akhirnya kami mendapat tumpangan
bas. Bas berjalan membawa kami melintasi jalanan Malaysia sampai pukul 06.00
waktu setempat kami harus pindah bas hingga perbatasan Malaysia-Thailand.
Perjuangan ini tak henti sampai disini. Matahari
mulai meninggi diatas langit perbatasan
Malaysia-Thailand. Kami turun di boardingpass untuk cek paspor dan mendapatkan sebuah kertas yang
saya sendiripun belum tau namanya. Kertas putih tersebut digunakan untuk
membuat visa kerja dan berlaku selama 2 minggu di Thailand. Masih harus
mengantri panjang dengan tentengan masing-masing koper yang beratnya dua puluh
kiloan. Dibawah terik matahari yang menyengat, ditengah kerumunan orang-orang
asing, dilanda kelaparan dan keringat lelah, sambil membawa koper-koper berat
kami menyusuri pinggir jalan trotoar
yang berjerawat kurang lebih hampir 1km. hingga akhirnya kami mandapatkan
kendaraan Van yang membawa kami ke Hatyai Plaza. Sehari tidak makan bahkan air
minum sebotol kami harus membagikan empat orang. Van adalah sejenis mobil besar
bentuknya seperti travel, mendapatkannya dengan membeli tiket di agen atau
langsung naik seperti angkot. Udara Thailand sudah tercium, banyak sekali
sesajen tertata persis di dekat ptung-patung. Disini mayoritas memeluk agama
Budha. Jalanan pun tidak begitu ramai kendaraan. Perjalanan kurang lebih 2 jam. Perjalanan yang
menegangkan hahahaaaaaa.....
Berjalanlah menuju tempat hijrahmu dengan sabar dan tenang. Di sana
akan banyak kau temukan hal baru. Disinilah Allah memberikan nikmat yang tak
pernah kau tau yang kau rasakan.
0 komentar:
Posting Komentar